SALT/GARAM
A.
SEJARAH GARAM
Sejak
dahulu garam sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Garam juga
pernah menjadi barang pujaan dan bahkan menjadi sebagai alat pembayaran
(sebagai pengganti mata uang) Garam menjadi pokok yang amat vital bagi
kehidupan manusia. Reay Tannahill dalam bukunya “Food in History” menyebutkan
bahwa manusia mulai memproduksi garam pada jaman neolitikum, yaitu jaman dimana
manusia hidup menggunakan peralatan batu asah, pertanian menetap, peternakan,
dan pembuatan tembikar (keramik yang terbuat dari tanah liat) Pada jaman
millenium awal sebelum masehi, diperkirakan garam mulai diproduksi secara
masal.
Pada masa itu, Bangsa Mesir, Cina, dan Persia
mulai memproduksi garam dengan cara menguapkan air laut dengan panas matahari
(metode ini sangat cocok untuk daerah yang panas dan kering), mendidihkan air
yang mengandung garam (Cara ini cocok bagi daerah dingin karena tidak
memungkinkan penguapan dengan panas matahari, garam yang tertinggal pada wadah
masak dapat dikerok), dan melakukan penambangan garam. Pada jaman Yunani kuno,
Plato menggambarkan garam sebagai sesuatu yang dicintai para dewa.
Pada
masa Romawi kuno, harga garam sangatlah mahal. Bahkan pada masa itu para
pekerja dan tentara digaji dengan “Salarium” (garam) yang dalam bahasa inggris
kuno disebut dengan “Sealt“. Yang dapat diartikan sebagai Sea berarti laut dan
Salt berarti garam. Sejak dahulu garam sudah memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Garam juga pernah menjadi barang pujaan dan bahkan menjadi
sebagai alat pembayaran (sebagai pengganti mata uang) Garam menjadi pokok yang
amat vital bagi kehidupan manusia.
Reay
Tannahill dalam bukunya “Food in History” menyebutkan bahwa manusia mulai
memproduksi garam pada jaman neolitikum, yaitu jaman dimana manusia hidup
menggunakan peralatan batu asah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan
tembikar (keramik yang terbuat dari tanah liat) Pada jaman millenium awal
sebelum masehi, diperkirakan garam mulai diproduksi secara masal. Pada masa itu,
Bangsa Mesir, Cina, dan Persia mulai memproduksi garam dengan cara menguapkan
air laut dengan panas matahari (metode ini sangat cocok untuk daerah yang panas
dan kering), mendidihkan air yang mengandung garam (Cara ini cocok bagi daerah
dingin karena tidak memungkinkan penguapan dengan panas matahari, garam yang
tertinggal pada wadah masak dapat dikerok), dan melakukan penambangan garam.
Pada jaman Yunani kuno, Plato menggambarkan garam sebagai sesuatu yang dicintai
para dewa.
Pada
masa Romawi kuno, harga garam sangatlah mahal. Bahkan pada masa itu para
pekerja dan tentara digaji dengan “Salarium” (garam) yang dalam bahasa inggris
kuno disebut dengan “Sealt“. Yang dapat diartikan sebagai Sea berarti laut dan
Salt berarti garam.
B.
KARAKTERISTIK GARAM
1. Mudah dibentuk
Garam akan mengikuti bentuk tempat
penyimpanannya. Jika diletakan di atas mangkuk ia akan berubah bentuk seperti
mangkuk. Sebagai garam dunia kita harus bersedia ditempatkan di mana saja
sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Mudah
dipersatukan
Garam mudah dikumpulkan dan dipadatkan menjadi
satu. Garam akan mempertahankan keasinannya ketika berkumpul bersama garam –
garam lainnya. Tetapi butiran garam yang sendirian akan cepat sekali hilang
keasinannya. Sesama garam dunia kita harus bersatu, dan sepakat dalam melakukan
pekerjaan Tuhan.
3.
Selalu dikeroyok
Ketika memasak nasi
goreng, tentu lebih banyak nasi dari
pada garamnya. Firman Tuhan berkata kita akan dikirim seperti anak domba ke
tengah – tengah kumpulan serigala. Dunia akan mengeroyok kita. Tetapi karena
kita adalah pelaku Firman maka kita akan mengubah dunia, bukan sebaliknya.
Zakharia 8:23 menulis: Pada hari-hari itu sepuluh orang asing akan datang
kepada satu orang Yahudi dan berkata, ‘Kami ingin juga beruntung seperti kamu;
sebab kami mendengar bahwa Allah memberkati kamu. Karenanya sebagai garam dunia kita harus
memiliki sikap jangan takut. Dikeroyok itu sudah biasa.
4.
Saling memperkuat
Satu sendok garam akan membuat satu gelas air
menjadi asin. Tetapi kalau jumlah airnya satu kolam renang maka satu sendok
garam tidak akan cukup untuk membuat air kolam itu menjadi asin. Dibutuhkan
tambahan garam yang juga lebih besar. Sebagai garam dunia kita jangan segan –
segan minta tolong dan bekerja sama dengan pelaku Firman lainnya.
5.
Membuat
rasa haus
Salah satu efek dari banyak makan garam adalah
akan membuat rasa haus. Sebagai garam dunia kita juga akan membuat orang
menjadi haus akan kebenaran Firman Tuhan yang bisa mereka lihat sendiri dari
cermin hidup kita. Karenanya kita jangan jemu – jemunya hidup benar dan
menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada orang lain.
6.
Membuat pedih namun menyembuhkan
Garam memang bisa menyembuhkan luka tapi
rasanya pedih sekali. Sebagai garam dunia kita harus berani menyampaikan
kebenaran bahkan kepada orang – orang yang kita anggap sebagai seorang sahabat.
Salah satu pembimbing rohani saya mengatakan bahwa sahabat yang baik bukan
sahabat yang membenar-benarkan sahabatnya, melainkan sahabat yang membuat
sahabatnya menjadi benar walaupun rasanya menyakitkan.
7.
Memiliki komposisi berbahaya
Garam juga dikenal sebagai NaCl (Sodium
Klorida). Na (natrium / sodium) adalah logam yang akan meledak jika dicampur
dengan air. Sementara Cl (klorin) adalah racun bagi mahluk hidup. Anehnya NaCl
tidak berbahaya bagi tubuh kita. Ternyata Na dan Cl dalam keadaan stabil
berbahaya. Tetapi ketika Na dan Cl diberikan muatan listrik menjadi Na+ dan Cl-
keduanya bersatu menjadi satu molekul yang bermanfaat. Sebelum jadi pelaku Firman
(garam dunia) mungkin kita memiliki masa lalu yang tidak baik. Mungkin kita
cepat marah (meledak) seperti natrium atau memiliki kepahitan seperti klorin.
Tetapi setelah kita menjadi pelaku Firman kita sudah menjadi garam yang berguna
bagi dunia. Karenanya lupakanlah masa lalu kita yang tidak baik. Rasul Paulus
mengatakan dia melupakan apa yang ada di belakang dan berusaha keras mencapai
apa yang ada di depan.
C.
FUNGSI GARAM
1.
Sebagai pengawet
Bumbu
dapur yang satu ini telah lama digunakan untuk mengawetkan makanan agar tak
cepat busuk, bahkan sebelum munculnya teknologi modern seperti kulkas.
Penggunaan garam pada makanan dapat mengurangi kelembapan pada makanan, serta
mencegah perkembang biakan mikroba yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Selain
itu, garam juga kerap digunakan untuk mengawetkan sayuran, dengan cara
mencampurnya bersama air. Metode pengawetan makanan dengan air garam tersebut
biasanya dilakukan untuk membuat acar.
2.
Meningkatkan tekstur makanan
Tak
banyak orang tahu, selain menambah cita rasa makanan, garam juga berfungsi
untuk meningkatkan tekstur dari makanan. Dalam proses pembuatan roti ragi,
misalnya, jumlah garam yang ditambahkan dapat mempengaruhi proses fermentasi
dan pembentukan gluten, yang akan mempengaruhi tekstur akhir dari roti.
Tak
hanya itu, garam juga dapat mempertahankan kelembapan pada daging, sehingga
bila garam ditaburkan di atas steak pada waktu yang tepat, daging steak akan
mengeluarkan lebih banyak cairan dan membuatnya menjadi lebih juicy serta
beraroma. Garam yang berukuran besar juga kerap ditaburkan sebagai topping
pretzel untuk menghasilkan tekstur yang renyah.
3.
Meningkatkan cita rasa
Tak
cuma memberi sentuhan rasa gurih saja, garam juga mampu meningkatkan cita rasa
yang ada pada suatu hidangan, seperti manis dan pahit. Bila ditambahkan dalam
jumlah yang sedikit, garam mampu meningkatkan cita rasa manis. Oleh karenanya,
selain digunakan sebagai bumbu di makanan asin, garam juga sering dijadikan
sebagai topping taburan buah-buahan, serta aneka permen seperti karamel.
Bahkan,
garam juga berfungsi untuk meminimalisir rasa pahit pada beberapa sayuran
seperti brokoli dan buah zaitun. Dan, bumbu tersebut juga dapat membantu
melepaskan molekul pada makanan, yang membuat cita rasa serta aroma makanan
semakin meningkat.
4.
Sebagai pengikat
Dalam
pembuatan daging olahan--misalnya sosis atau kornet, garam memiliki peran
penting dalam mengekstrak protein dan mengikat komponen dari daging, sehingga
meminimalisir jumlah nutrisi yang hilang saat proses memasak dilakukan. Bukan
hanya itu, dalam pembuatan sosis, fungsi garam juga sangat diperlukan dalam
proses gelatinisasi.
Penambahan
garam akan membantu untuk mengikat daging, lemak serta kelembapan, membuat
seluruh bahan-bahannya menyatu dan tak terpisah-pisah.
5.
Meningkatkan warna hidangan
Warna
yang cerah dan menarik dari produk-produk daging olahan seperti ham, bacon, dan
sosis ternyata merupakan ‘campur tangan’ dari garam. Ya, penambahan gula, asam
nitrat, serta garam pada jenis produk tersebut mampu menghasilkan warna yang
menarik mata.
Tak
cuma itu, garam juga dapat meningkatkan semburat warna keemasan pada pinggiran
atau kulit roti dengan cara meminimalisir rusaknya komponen gula dalam adonan
dan meningkatkan karamelisasi pada pembuatan roti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar