Kamis, 23 Mei 2019

INGREDIENT SALT/GARAM 19/05/2019


SALT/GARAM

Related image

A.    SEJARAH GARAM

Sejak dahulu garam sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Garam juga pernah menjadi barang pujaan dan bahkan menjadi sebagai alat pembayaran (sebagai pengganti mata uang) Garam menjadi pokok yang amat vital bagi kehidupan manusia. Reay Tannahill dalam bukunya “Food in History” menyebutkan bahwa manusia mulai memproduksi garam pada jaman neolitikum, yaitu jaman dimana manusia hidup menggunakan peralatan batu asah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar (keramik yang terbuat dari tanah liat) Pada jaman millenium awal sebelum masehi, diperkirakan garam mulai diproduksi secara masal.

 Pada masa itu, Bangsa Mesir, Cina, dan Persia mulai memproduksi garam dengan cara menguapkan air laut dengan panas matahari (metode ini sangat cocok untuk daerah yang panas dan kering), mendidihkan air yang mengandung garam (Cara ini cocok bagi daerah dingin karena tidak memungkinkan penguapan dengan panas matahari, garam yang tertinggal pada wadah masak dapat dikerok), dan melakukan penambangan garam. Pada jaman Yunani kuno, Plato menggambarkan garam sebagai sesuatu yang dicintai para dewa.

Pada masa Romawi kuno, harga garam sangatlah mahal. Bahkan pada masa itu para pekerja dan tentara digaji dengan “Salarium” (garam) yang dalam bahasa inggris kuno disebut dengan “Sealt“. Yang dapat diartikan sebagai Sea berarti laut dan Salt berarti garam. Sejak dahulu garam sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Garam juga pernah menjadi barang pujaan dan bahkan menjadi sebagai alat pembayaran (sebagai pengganti mata uang) Garam menjadi pokok yang amat vital bagi kehidupan manusia.

Reay Tannahill dalam bukunya “Food in History” menyebutkan bahwa manusia mulai memproduksi garam pada jaman neolitikum, yaitu jaman dimana manusia hidup menggunakan peralatan batu asah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar (keramik yang terbuat dari tanah liat) Pada jaman millenium awal sebelum masehi, diperkirakan garam mulai diproduksi secara masal. Pada masa itu, Bangsa Mesir, Cina, dan Persia mulai memproduksi garam dengan cara menguapkan air laut dengan panas matahari (metode ini sangat cocok untuk daerah yang panas dan kering), mendidihkan air yang mengandung garam (Cara ini cocok bagi daerah dingin karena tidak memungkinkan penguapan dengan panas matahari, garam yang tertinggal pada wadah masak dapat dikerok), dan melakukan penambangan garam. Pada jaman Yunani kuno, Plato menggambarkan garam sebagai sesuatu yang dicintai para dewa.

Pada masa Romawi kuno, harga garam sangatlah mahal. Bahkan pada masa itu para pekerja dan tentara digaji dengan “Salarium” (garam) yang dalam bahasa inggris kuno disebut dengan “Sealt“. Yang dapat diartikan sebagai Sea berarti laut dan Salt berarti garam.

B.     KARAKTERISTIK GARAM

1.    Mudah dibentuk
 Garam akan mengikuti bentuk tempat penyimpanannya. Jika diletakan di atas mangkuk ia akan berubah bentuk seperti mangkuk. Sebagai garam dunia kita harus bersedia ditempatkan di mana saja sesuai dengan kehendak Tuhan.

2.   Mudah dipersatukan
 Garam mudah dikumpulkan dan dipadatkan menjadi satu. Garam akan mempertahankan keasinannya ketika berkumpul bersama garam – garam lainnya. Tetapi butiran garam yang sendirian akan cepat sekali hilang keasinannya. Sesama garam dunia kita harus bersatu, dan sepakat dalam melakukan pekerjaan Tuhan.

3.       Selalu dikeroyok
Ketika memasak nasi goreng,  tentu lebih banyak nasi dari pada garamnya. Firman Tuhan berkata kita akan dikirim seperti anak domba ke tengah – tengah kumpulan serigala. Dunia akan mengeroyok kita. Tetapi karena kita adalah pelaku Firman maka kita akan mengubah dunia, bukan sebaliknya. Zakharia 8:23 menulis: Pada hari-hari itu sepuluh orang asing akan datang kepada satu orang Yahudi dan berkata, ‘Kami ingin juga beruntung seperti kamu; sebab kami mendengar bahwa Allah memberkati kamu.  Karenanya sebagai garam dunia kita harus memiliki sikap jangan takut. Dikeroyok itu sudah biasa.

4.       Saling memperkuat
 Satu sendok garam akan membuat satu gelas air menjadi asin. Tetapi kalau jumlah airnya satu kolam renang maka satu sendok garam tidak akan cukup untuk membuat air kolam itu menjadi asin. Dibutuhkan tambahan garam yang juga lebih besar. Sebagai garam dunia kita jangan segan – segan minta tolong dan bekerja sama dengan pelaku Firman lainnya.

5.       Membuat rasa haus
 Salah satu efek dari banyak makan garam adalah akan membuat rasa haus. Sebagai garam dunia kita juga akan membuat orang menjadi haus akan kebenaran Firman Tuhan yang bisa mereka lihat sendiri dari cermin hidup kita. Karenanya kita jangan jemu – jemunya hidup benar dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada orang lain.

6.       Membuat pedih namun menyembuhkan
 Garam memang bisa menyembuhkan luka tapi rasanya pedih sekali. Sebagai garam dunia kita harus berani menyampaikan kebenaran bahkan kepada orang – orang yang kita anggap sebagai seorang sahabat. Salah satu pembimbing rohani saya mengatakan bahwa sahabat yang baik bukan sahabat yang membenar-benarkan sahabatnya, melainkan sahabat yang membuat sahabatnya menjadi benar walaupun rasanya menyakitkan.

7.       Memiliki komposisi berbahaya
 Garam juga dikenal sebagai NaCl (Sodium Klorida). Na (natrium / sodium) adalah logam yang akan meledak jika dicampur dengan air. Sementara Cl (klorin) adalah racun bagi mahluk hidup. Anehnya NaCl tidak berbahaya bagi tubuh kita. Ternyata Na dan Cl dalam keadaan stabil berbahaya. Tetapi ketika Na dan Cl diberikan muatan listrik menjadi Na+ dan Cl- keduanya bersatu menjadi satu molekul yang bermanfaat. Sebelum jadi pelaku Firman (garam dunia) mungkin kita memiliki masa lalu yang tidak baik. Mungkin kita cepat marah (meledak) seperti natrium atau memiliki kepahitan seperti klorin. Tetapi setelah kita menjadi pelaku Firman kita sudah menjadi garam yang berguna bagi dunia. Karenanya lupakanlah masa lalu kita yang tidak baik. Rasul Paulus mengatakan dia melupakan apa yang ada di belakang dan berusaha keras mencapai apa yang ada di depan.
C.     FUNGSI GARAM

1. Sebagai pengawet
Bumbu dapur yang satu ini telah lama digunakan untuk mengawetkan makanan agar tak cepat busuk, bahkan sebelum munculnya teknologi modern seperti kulkas. Penggunaan garam pada makanan dapat mengurangi kelembapan pada makanan, serta mencegah perkembang biakan mikroba yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Selain itu, garam juga kerap digunakan untuk mengawetkan sayuran, dengan cara mencampurnya bersama air. Metode pengawetan makanan dengan air garam tersebut biasanya dilakukan untuk membuat acar.

2. Meningkatkan tekstur makanan
Tak banyak orang tahu, selain menambah cita rasa makanan, garam juga berfungsi untuk meningkatkan tekstur dari makanan. Dalam proses pembuatan roti ragi, misalnya, jumlah garam yang ditambahkan dapat mempengaruhi proses fermentasi dan pembentukan gluten, yang akan mempengaruhi tekstur akhir dari roti.
Tak hanya itu, garam juga dapat mempertahankan kelembapan pada daging, sehingga bila garam ditaburkan di atas steak pada waktu yang tepat, daging steak akan mengeluarkan lebih banyak cairan dan membuatnya menjadi lebih juicy serta beraroma. Garam yang berukuran besar juga kerap ditaburkan sebagai topping pretzel untuk menghasilkan tekstur yang renyah.

3. Meningkatkan cita rasa
Tak cuma memberi sentuhan rasa gurih saja, garam juga mampu meningkatkan cita rasa yang ada pada suatu hidangan, seperti manis dan pahit. Bila ditambahkan dalam jumlah yang sedikit, garam mampu meningkatkan cita rasa manis. Oleh karenanya, selain digunakan sebagai bumbu di makanan asin, garam juga sering dijadikan sebagai topping taburan buah-buahan, serta aneka permen seperti karamel.
Bahkan, garam juga berfungsi untuk meminimalisir rasa pahit pada beberapa sayuran seperti brokoli dan buah zaitun. Dan, bumbu tersebut juga dapat membantu melepaskan molekul pada makanan, yang membuat cita rasa serta aroma makanan semakin meningkat.

4. Sebagai pengikat
Dalam pembuatan daging olahan--misalnya sosis atau kornet, garam memiliki peran penting dalam mengekstrak protein dan mengikat komponen dari daging, sehingga meminimalisir jumlah nutrisi yang hilang saat proses memasak dilakukan. Bukan hanya itu, dalam pembuatan sosis, fungsi garam juga sangat diperlukan dalam proses gelatinisasi.

Penambahan garam akan membantu untuk mengikat daging, lemak serta kelembapan, membuat seluruh bahan-bahannya menyatu dan tak terpisah-pisah.

5. Meningkatkan warna hidangan
Warna yang cerah dan menarik dari produk-produk daging olahan seperti ham, bacon, dan sosis ternyata merupakan ‘campur tangan’ dari garam. Ya, penambahan gula, asam nitrat, serta garam pada jenis produk tersebut mampu menghasilkan warna yang menarik mata.
Tak cuma itu, garam juga dapat meningkatkan semburat warna keemasan pada pinggiran atau kulit roti dengan cara meminimalisir rusaknya komponen gula dalam adonan dan meningkatkan karamelisasi pada pembuatan roti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar