Sabtu, 23 Februari 2019

Food Terminologi

         
1.                  PISANG EPE
Pisang epe adalah makanan khas makassar, sulawesi selatan. pisang epe sebuah jajanan unik yang banyak di temui ketika berkunjung ke kota makassar jadi apabila anda berkunjung ke kota anging mammiri jangan lupa untuk mencicipi jajanan tersebut dan anda dapat menemukan pisang epe di setiap sudut pantai losari.
Pisang epe menjadi makanan favorit bagi semua orang termaksud warga lokal maupun turis internasional. kata 'epe' berasal dari bahasa makassar yang berarti 'jepit', jadi pisang epe secara lengkap bisa di artikan menjadi pisang bakar yang di jepit dan menjadi gepeng, dengan berbahan dasar dari pisang raja yang belum terlalu masak dan tidak lembek. dengan nama yang mudah ini semua orang akan mudah mengingat namnya.
Lokasi yang paling banyak menjual pisang epe ini ialah berada di pantai losari yang di mana lokasi pantai losari sudah menjadi maskot kota makassar. menu pisang epe ini suguhkan dengan berbagai rasa seperti :rasa original 'yang dimana hanya campuran gula merah/gula aren yang telah di cairkan', rasa coklat,rasa coklat-keju. dan pisang epe ini terkenal dengan rasanya yang sangat manis karena saus dari pisang epe itu sendiri adalah gula merah/aren yang telah di cairkan.

RESEP PISANG EPE:
   1.      Pisang Kepok yang sudah matang ( Jumlah tergantung yang mau di buat)
   2.      Margarin secukup nya

BAHAN TAMBAHAN UNTUK SAUS:
   1.      400 gram Gula merah atau gula jawa (Untuk pisang kepok ukuran sedang sejumlah 24 pcs)
   2.      6 daun pandan ukuran sedang
   3.      1,2 liter air
   4.      1 sendok kecil / sendok teh garam dapur
   5.      4 sendok makan gula pasir putih

CARA MEMBUAT:
Sebenarnya, cara membuat masakan pisang dari Makasar ini sama seperti kita membuat Roti bakar. Pisang kepok yang sebelum nya sudah kita tipiskan atau pipihkan di olesi dulu dengan margarin yang sudah di persiapkan. Oleskan secara merata dan pastikan semua bagian terkena margarin. Setelah itu, pisang yang sudah pipih tersebut di panggang menggunakan panggangan yang sudah kita persipakan di langkah 1.
Untuk hasil yang maksimal dan merata, sebaik nya gunakan kipas tangan. Tetapi kalau terpaksa, menggunakan kipas angin juga boleh, asal angin nya tidak terlalu besar. Pastikan Pisang tersebut kita bolak-balikan supaya tidak gosong dan menghitam di salah satu sisi nya. Untuk saus nya, semua bahan terlebih dulu di cuci bersih. Rebus air dulu sampai matang. Setelah itu masukkan gula merah dan terus di aduk. Setelah gula setengah cair, masukan garam dapur dan gula pasir. Terakhir masukan daun pandan dan terus diaduk sampai gula merah menyatu dengan air.
Setelah dirasa tingkat kematangan cukup atau sesuai selera, kita angkat pisang tersebut dan di taruh di piring saji. Setelah itu, siram dengan gula merah dan bahan tambahan lain, seperti keju parut, coklat, saus durian atau yang lain sesuai selera.

    2.      BARONGKO
10 Kuliner Makassar yang Harus Banget Dicobain, Sedapnya Bikin Rindu
Kue Tradisional Khas Makassar yang tak kalah enak dengan kue-kue moderen yakni barongko. Rasa kue yang dibungkus daun pisang ini cukup unik, sedikit asam-asam pisang berpadu dengan rasa manis dan gurih. Teksturnya yang lembut dan berair sehingga kalau makan harus memakai sendok.
Kue barongko berwarna putih kecoklat-coklatan, berbentuk segitiga dan dikemas tradisional dengan daun pisang. Cara pembuatannya pun unik daun sebagai kemasan dari barongko itu sendiri dibentuk terlebih dahulu dengan pola segitiga tiga dimensi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk membuat Barongko ini haruslah dikerjakan oleh orang yang sudah berpengalaman. Dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas rasa dan kelezatan yang khas dari Barongko.
Pada jaman kerajaan dulu, yang dapat menikmati kue barongko hanya kalangan bangsawan, Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi para raja Bugis. Selain itu juga sering disajikan pada saat acara adat seperti sunatan, pernikahan, syukuran dan lain-lain sebagainya. Hingga pada saat ini pun Barongko masih biasa disajikan saat pesta adat di suku bugis di Sulawesi Selatan, seperti yang dilansir pada situs daradaeng.com dalam edisi 23 desember 2013.
Makanan yang cukup terkenal di sulawesi selatan,bukan coto makassar,bukan konro, bukan juga pallu basa melainkan barongko (burongko). Sudah tersebar di daerah di sulawesi-selatan mengenal kue Barongko ini, kue yang berbahan dasar pisang,buah pisang yang masyarakat sulawesi kenal dengan nama Utti yang kemudian di buat sedemikian baik hingga membentuk kue dengan rasa yang enak dan lezat.
Resep Barongko:

BAHAN-BAHAN
   1.      Pisang kepok matang - 1 sisir (600 gram)
   2.      Santan, dari 2 buah kelapa - 1,5 liter
   3.      Telur - 8 butir
   4.      Susu kental manis - 1/2 kaleng
   5.      Gula pasir - 200 gram
   6.      Garam - 1/4 sdt
   7.      Pewarna kuning (opsional) - 2 tetes
   8.      Daun pisang, potong ukuran 30x15 cm - 15 lembar
   9.      Tusuk gigi atau lidi, untuk menyemat – secukupnya

LANGKAH:
   1. Kupas pisang lalu buang bagian tengah atau biji-biji hitamnya supaya barongko nanti tidak berbintik hitam.
   2. Blender pisang bersama santan, telur, dan gula pasir secara bertahap hingga halus. Pindahkan adonan ke dalam wadah.
   3. Ambil 2 lembar daun pisang lalu susun/tumpuk jadi satu. Tuangkan ½ cangkir adonan pisang ke dalam daun pisang, lalu bungkus perlahan jadi bentuk tum. Sematkan dengan tusuk gigi atau lidi. Ulangi langkah ini hingga semua adonan habis terbungkus.
   4. Panaskan panci kukus/dandang hingga muncul uap. Kukus barongko selama 25 menit hingga matang dan daun terlihat layu berubah warna. Angkat.
   5. Siap disajikan.

TIPS:
   1. Lemaskan daun pisang sebelum digunakan dengan cara memanaskan di atas panci kukus yang sudah keluar uapnya. Atau bisa juga dengan dijemur di bawah terik matahari.
   2. Jika khawatir adonan barongko tumpah, daun pisang bisa dibentuk jadi tum dulu, baru kemudian adonan dituangkan dan segera disemat.

      3.  SARABBA

        Sarabba adalah minuman khas Makassar yang terbuat dari campuran jahe, kuning telur, gula aren, santan dan merica bubuk. Sarabba cocok untuk mengusir flu, menghangatkan badan, mengeluarkan angin dari tubuh saat masuk angin, paling asik sebagai teman disaat begadang nonton bola, syukur-syukur bangun malam buat solat tahajud. Masyarakat Makassar sebagian besar mengkonsumsinya sebagai pemulih stamina karena kuning telur dipercaya sebagai pemulih stamina (jamu), penawar letih setelah seharian beraktivitas dan untuk menghangatkan badan. Kini, tangan-tangan kreatif telah mengajak kita memudahkan untuk menikmati minuman khas Makassar ini di luar kota Makassar yakni dengan menyajikannya dalam sebuah kemasan. Sarabba bubuk instant maupun berupa minuman sarabba botolan ditawarkan kepada masyarakat yang belum berkesempatan berkunjung ke Makassar.

PROSES PEMBUATAN
   1.      Masukkan air kurang lebih 5 gelas ke dalam panci.
   2.      Masukkan 300 gram jahe yang telah dihancurkan kasar agar sari kandungannya keluar.
   3.      Tambahkan lagi gula aren atau bisa juga gula merah sebanyak 300 gram, tunggu sampai mendidih.
   4.      Jika sudah mendidih masukkan santan 150 ml (3/4 gelas) lalu kecilkan nyala api agar santannya tidak memecah.
   5.     Awal mendidih, masukkan 1 kuning telur, bisa telur ayam ataupun telur bebek. Sesuai selera kita.
   Sarabba siap dinikmati, minumlah selagi hangat apalagi di sini hujan sedang deras-derasnya mengguyur atap. Lebih komplit jika ditemani dengan pisang rebus dan kue apem. Selamat mencoba.

         4.      KAPURUNG
Related image
Kapurung salah satu makanan khas tarisonal sulawesi selatan, khususnya masyarakat daerah luwu kota palopo, kab. luwu ,luwu utara, dan luwu timur. makanan ini terbuat dari sari atau tepung sagu. di daerah maluku dikenal dengan nama papeda atau di kendari sulawesi tenggara memiliki nama lain juga yaitu sinonggi.
Kapurung di masak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka ragam sayur dan biasanya juga air sayur di gunakan untuk kuah dan bisa juga air ikan masak sebagai kuahnya. meski makanan taradisonal kapurung mulai populer. selain di temukan di warung-warung khusus di makassar juga telah masuk ke beberapa restoran.
Selain nama kapurung di daerah luwu juga sering di sebut pugalu', pugalu atau kapurung ini sendiri bisa di nikmati kapan saja dan kapurung ini juga sering di jadikan makanan dalam hajatan seperti pernikahan atau apapun itu.
Kapurung sendiri di bentuk seperti bola atau bulat-bulat pembentukan itu menggunakan pedui' atau seacam alat terbuat dari kayu yang bentuknya mirip sumpit.

CARA MEMBUAT KAPURUNG:

BAHAN-BAHAN:
   1.  Sagu asli dari pohonnya dan masih segar (kalau tidak menemukan sagu asli yang langsung dari pohonnya, bisa menggunakan sagu Tani yang dapat diperoleh di supermarket)
   2.  Aneka sayuran (kangkung, jagung manis muda yang diserut, bunga pisang, yang diiris halus terong ungu yang dikupas dan dipotong2 1 cm, bayam,kacang panjang yang dipotong2 2 cm, daun pakis-kalau ada-)
   3.      Tomat buah, dipotong kecil memanjang
   4.      Mangga muda diserut
   5.      Cabai merah diiris serong
   6.      Ikan teri segar(teri mirong dlm bhs tegal) dapat juga diganti dengan ikan peda segar
   7.      Udang

BUMBU :
   1. Kacang tanah goreng 4 sendok makan
   2. Garam
   3. Bawang putih
   4. Penyedap rasa/masako
   5. Cabai merah besar dipotong miring
   6. Asam patikalla (buah kecombrang yang digeprek) kalau tidak ketemu, saya biasa ganti dengan air asam jawa dan ditambah potongan tangkai bunga kecombrang yang masih lunak
   7. Merica bubuk secukupnya
   8. Sambal 
   9. Tomat
   10. Cabe rawit merah
   11. Garam
   12. Gula putih ½ sendok teh
   13. Jeruk limau
  14. Semua bahan ditumbuk hingga halus, sedang jeruk limau hanya dipotong menjadi dua dan diperaskan airnya kedalam sambal

Cara Membuat Resep Kapurung :
   1. Rebus semua sayuran hingga lunak, tiriskan
   2. Buat kaldu ikan: Rebus ikan teri atau ikan peda sampai lunak, tambahkan satu sendok teh garam. Pisahkan ikan dan air rebusan(kaldu) ikannya
  3. Pisahkan duri ikan dan dagingnya, lalu daging ikan disuwir-suwir kasar dan dicampur kembali dengan kaldu Tumbuk kacang goreng, bawang putih, garam sampai halus Campurkan bumbu dalam kaldu ikan. Masukkan cabe merah besar yang diiris menyerong. Tambahkan penyedap rasa sesuai selera. Rebus kaldu yang berbumbu hingga mendidih
  4. Buat bola-bola sagu: Pastikan alat memasak bersih. Apabila menggunakan sagu segar yang dijual penduduk yang memakan sagu, pastikan sagunya benar-benar segar, bukan sagu yang sudah rusak, karena nanti hasilnya akan berwarna kemerah2an (lihat gambar dibawah), kalau mau aman sih pakai sagu tani yang terjamin kualitasnya
   5. Siapkan 1 gelas tepung sagu, larutkan dalam 2 gelas air
   6. Didihkan 2 gelas air dalam wajan
   7. Masukkan adonan sagu perlahan-lahan sambil diaduk terus hingga mengental
   8. Angkat
   9. Siapkan air matang dingin dalam baskom
  10. Selagi masih panas, ambil satu sendok makan sagu yang mengental, bentuk bulatan dengan bantuan sendok dan jatuhkan dalam air dingin
   11. Lakukan hingga seluruh adonan habis
   12. Tiriskan bola-bola sagu

         5.      PALLUBASA
Konon awal mula makanan berkuah yang dicampur kelapa parut goreng ini hanya diperuntukkan untuk kelas pekerja seperti kuli bangunan, tukang becak, dan kelas pekerja lainnya.
Mengapa demikian, karena pada masa itu Pallubasa merupakan makanan termurah yang hanya dapat dijangkau para kelas pekerja
Dari catatan sejarah 10 ikon Makassar di Dinas Pariwisata Makassar, alasan sehingga Pallubasa menjadi makanan murah karena campuran isi atau daging yang ada di dalam setiap mangkuknya itu bagian yang tidak dibutuhkan oleh pemilik sapi tetapi diberikan kepada si pemotong sapi sebagai jatah atau upah (tawana papolonga).
Bagian-bagian sapi yang tidak dibutuhkan antara lain bakal susu (kandala’po’, bentuk bakal susu yang ketika diangkat dari dandang bentuknya seperti asap knalpot), baluta (darah segar sapi saat disembelih yang ditadah menggunakan batang bambu yang kemudian dibekukan), susu sapi (payudara sapi), biji pelir sapi, usus lurus (parru’ lambusu’), Latto-latto’ (bagian da-ging yang bercampur dengan tulang rawan) dan gantungan jantung.
Papolong inilah yang kemudian mengolah sisa-sisa tersebut menjadi makanan yang disebut Pallubasa.
Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Makassar, Andi Karunrung mengatakan Pallubasa merupakan makanan berkuah yang sepintas terlihat sama dengan coto Makassar. Namun keduanya sangat berbeda.
Letak perbedaannya terdapat pada proses memasaknya. Jeroan untuk Pallubasa direbus dalam waktu yang lama. Setelah matang, jeroan dan daging diiris dan dihidangkan dalam mangkuk.
Perbedaan lainnya pada kuah Pallubasa ditambahkan kelapa parut yang telah disangrai sehingga kuahnya menjadi kental dan gurih, aromanya pun karena santan lebih kental dan serbuk kelapa yang menyatu dengan kuah.
Tambahan lain yang membuat Pallubasa lebih spesial adalah dengan ditambahkan-nya telur ayam yang dimasak setengah matang.
Awalnya Pallubasa disantap berpasangan dengan burasa yang berukuran cukup besar, kira-kira berukuran 3-4 kali lipat dengan ukuran burasa sekarang. Namun saat ini, Pallubasa akan terasa pas jika disajikan dengan nasi putih yang masih panas.

BAHAN-BAHAN:          
1.      600 gr Daging,hati,jeroan dan paru sapi(campur)
2.      200 gr kelapa parut/separoh kelapa(sangrai dan haluskan)
3.      1500 lt air
4.      Secukupnya Asam Jawa

BUMBU HALUS:
1.      12 cabe keriting merah
2.      5 cabe rawit merah
3.      10 siung bawang merah
4.      7 siung bawang putih
5.      1 sdt ketumbar
6.      1/4 sdt jintan
7.      1/4 sdt pala
8.      3 cm jahe
9.      4 cm langkoas
10.  Secukupnya Garam

BUMBU TAMBAHAN:
1.      1 btg sere di geprek
2.      3 cm kayu manis
3.      7 biji cengkeh
4.      1 sdm gula merah
5.      Sedikit minyak untuk menumis

LANGKAH
1.      Rebus bahan daging sampai mendidih,lalu buang air rebusan nya(untuk mengurangi lemak pada daging dan jeroan)selanjut di rebus ulang.
2.      Sudah mendidih angkat dan tiriskan,kaldu rebusan yg kedua jgn di buang.
3.      Tumis bumbu halus,kalo sudah wangi masukan sere,kayu manis,cengkeh dan gula merah.
4.      Masukan daging yg sudah di potong dadu
5.      Masukan bahan yg sudah di tumis beserta daging ke panci yg ada kaldu daging tadi,tambahkan kelapa yg di sangrai,beserta asam jawa,masak sampai daging empuk,tes rasa...masak sampai matang.
Pallu basa makanan khas Makasar siap untuk di hidang.

6.      MIE TITI
Makanan Khas Makassar
Sebenarnya “Titi” dalam nama Mie Titi bukanlah nama sajian mie pada umumnya. Titi sebenarnya adalah nama sapaan akrab dari mendiang Ang kho Tjao, ayah dari Freddy Koheng, pemilik usaha Mie Titi yang pertama kali berdiri di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo yang dulunya bernama Jalan Irian. Selain itu, Titi dalam bahasa Tionghoa juga berarti adik laki-laki.
Pada awalnya Mie Titi dibuat oleh Ang Kho Tjao yang merupakan seorang warga keturunan Cina yang tinggal di Makassar. Ang Kho Tjao lalu mewariskan resep kuliner ini kepada ketiga anaknya dan menjadikan Mie Titi mulai dikenal sejak tahun 1970-an.
Bagi warga Tionghoa Makassar di era 1950-an, khususnya di kawasan Pecinan (Kecamatan Gowa), Ang kho Tjao, adalah pedagang mie khas dimana saat itu warga sekitarnya menyebutnya mi dadar, yaitu mi yang digoreng dengan sedikit minyak, lalu ditekan-tekan dalam wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.
Ada perbedaan antara kedua sajian Mie tersebut. Mi bakar atau goreng adalah masakan khas Tionghoa Kwantong (Cantonese) sedangkan Mie Goreng yang agak sedikit basah merupakan masakan khas Tionghoa-Hokkian. Hingga saat ini, sajian Mie Titi' lebih dikenal sebagai sajian mie kering, hal itu karena mie-nya disajikan tidak dalam keadaan basah, seperti mie kuah, atau mie bakso, melainkan dalam keadaan kering.
Seiring perjalanan waktu, Ang Kho Tjao kemudian menurunkan pengetahuan tentang resep membuat Mi Titi (Mi Kering) ini kepada ketiga anaknya yaitu Hengky, Awa’, dan Titi, dimana mereka masing-masing melanjutkan bisnis kuliner tersebut. Dari ketiga anak Ang Kho Tjao, lahirlah empat rumah makan dengan sajian Mie kering yang masih eksis hingga sekarang, yaitu: Mie Titi, Mie Awa’, Mie Hengky, dan Mie Anto. Meski sedikit berbeda namun semua rumah makan tersebut tidak menghilangkan rasa khas dari resep dasar Mie Titi pemberian sang ayah.
Pada era tahun 90-an, Mie Titi semakin berkembang dan menjadi usaha keluarga. Menurut Freddy, saat ini Mie Titi telah memiliki lebih dari sembilan cabang. Tiga cabang Mie Titi yang berada di Jl. Boulevard-Panakkukang, Jl. Datu Museng, dan Pusatnya di Jl. Irian, dikelola oleh Freddy Koheng sendiri. Untuk cabang lainnya dikelola oleh adik-adik Freddy yang sudah menikah dan ikut mengelola franchise rumah makan tersebut.
PROSE MEMBUAT MIE TITI

 BAHAN MIE TITI:
1.      Mie Telor 1 bungkus
2.      Daging ayam 250 gram
3.      Baso sapi/ayam 5 butir, iris sesuai selera
4.      Tepung maizena 3 sendok atau sesuai takaran kekentalan yang diinginkan
5.      Hati sapi 100 gram
6.      Sayur-sayuran (kol, sawi, wortel dan tomat)
7.      Daun seledri, Daun bawang diiris halus
8.      Udang secukupnya, diiris sesuai selera
9.      Telor 2 butir
10.  Minyak untuk menggoreng

BUMBU HALUS:
1.      Bawang putih 3 siung
2.      Bawang bombay 1 siung kecil
3.      Bawang merah 1 siung
4.      Kemiri 1 biji
5.      Merica dan paprika bubuk
6.      Garam secukupnya

BAHAN PELENGKAP:
1.      Bawang goreng
2.      Jeruk Nipis

CARA MEMBUAT:
*Untuk Mie
1.      Taruh mie dibaskom, siram dengan air panas. Diamkan kurang lebih 4 menit sampai mie terurai. Tiriskan.
2.      Goreng mie yang sudah tiris di wajan (biarkan mie terendam didalam minyak saat digoreng), sampai berwarna kecoklatan dan kering. Pisahkan.
* Kuah Siraman Mie
1. Rebus ayam hingga lembek, sisihkan air rebusan ayam untuk kuah mie. Daging ayam di iris2 kotak, sisihkan.
2. Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu yang sudah dihaluskan, kalau sudah kecoklatan masukkan udang, ayam dan baso.
3. Masukkan sedikit demi sedikit air rebusan ayam sampai habis. Takaran kuah sesuai selera, biarkan sampai mendidih.
4. Setelah mendidih, masukkan sayuran dan tomat yang sudah dipotong-potong, biarkan beberapa saat.
5. Siapkan campuran tepung maizena yang diaduk dengan air, tuang perlahan-lahan kedalam kuah sampai tercapai tingkat kekentalan yang diinginkan.
6. Setelah kuah mengental, terakhir masukkan telur yang telah dikocok lepas dan langsung aduk kuah biar jadi terlihat berserat.
7. Masukkan irisan daun seledri dan bawang.
8. Cara Menyajikan Mie Titi khas Makassar
9. Siapkan piring, tempatkan mie goreng kering di piring saji. Tuangkan kuah diatas mie.
10. Taburi dengan bawang goreng sajikan bersama jeruk nipis sesuai selera.



7.      COTO MAKASSAR
gambar via: Asian Food Channel
        Coto Makassar sendiri hadir ketika Islam masuk pertama kali di Sulawesi Selatan pada 1500 masehi lalu. Tepatnya di sebuah daerah di antara perbatasan Kabupaten Takalar dan Gowa di Sulsel. Di sana terdapat kerajaan kecil yang bernama Bajeng.
        Di kerajaan itu ada seorang juru masak yang sering dipanggil Toak yang sangat suka berkreasi dengan berbagai jenis masakan. Kala itu, belum ada daging sapi, hanya terdapat daging Kerbau. Jadi setiap harinya raja-raja diberi sajian daging tersebut. Karena yang diambil hanya dagingnya, maka seluruh isi perutnya dibuang. Toak yang merupakan koki handal kerajaan merasa sayang setiap melihat bagian dalam hewan itu dibuang percuma. Sedangkan masyarakat di luar kerajaan tidak pernah merasakan nikmatnya daging.
        “Pasti aku bisa menjadikannya sesuatu yang enak dengan bagian dalam perut ini (Jeroan, Red). Jadi masyarakat bisa merasakan nikmatnya daging,” gumamnya seorang diri kala itu, seperti yang disampaikan Rusdi.
        Kala itu, Toak memiliki kekerabatan yang baik dengan pedagang rempah-rempah dari Tiongkok, Persia, dan beberapa negara lainnya. Maka tak heran jika dia memiliki beragam ramuan bumbu dapur, baik rempah dari Indonesia maupun negara-negara lain. Akhirnya dengan segala keahliannya, dia mulai membersihkan jeroan itu. Mengukus dan meracik bumbunya.
        Namun anehnya dia tidak menggunakan santan sebagai campuran kuah. Tetapi air beras dan diberi kacang. Akhirnya hidangan yang kita sebut Coto Makassar tersebut jadi dan dibagikannya kepada warga miskin di sekitar kerajaan. Bahkan Toak juga menyajikan kepada rekan-rekannya dari negara lain yang kebetulan ada di kawasan itu. Mereka menyebut, kuliner yang diciptakan Toak sangat nikmat. Hingga akhirnya dia pun percaya diri untuk menyuguhkan hidangan tersebut kepada sang raja.
        Singkat cerita sampailah makanan itu ke lidah raja. Dan ternyata disukai, bahkan menjadi makanan favorit raja-raja di kerajaan itu. Bahkan kala itu, Coto Makassar menjadi makanan yang meledak di pasaran karena rasanya yang nikmat. Sebelum Coto Makassar melejit, Toak pernah mencoba mengganti daging kerbau ke daging kambing. Tapi tidak bisa. Aroma khas daging kerbau tak bisa tergantikan.
        “Dari situlah asal muasal Coto Makassar. Bahkan saat itu, makanan ini hanyalah makanan rakyat jelata. Karena bahan dasarnya dari jeroan, jadi makanan ini tergolong junk food dan masuk kategori soto-sotoan,” jelas pria yang menjabat sebagai ketua LPM Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang ini.
         Rusdi memiliki resep rahasia menciptakan coto yang nikmat. Menurutnya hidangan ini harus memenuhi empat elemen, yaitu air, api, udara, dan unsur bumi. Memasaknya pun harus menggunakan wadah kuali dari tanah liat di atas perapian yang tepat.
        “Membuat bumbunya pun harus bersih. Tempat membuat bumbu tidak boleh dicampur. Dan selamanya, Coto Makassar selalu di masak di depan rumah. Tidak bisa di belakang karena rasanya akan berbeda,” jelasnya. Tidak sampai di situ, keunikan lainnya adalah Coto Makassar tidak mau dimadu. Dalam artian, menjual makanan ini tidak bisa bersama dengan soto lainnya. Misal Sop Konro, Soto Banjar, dan semua jenis soto dan sop-sopan lainnya. Karena jika itu dilanggar, rasanya akan jauh berbeda. “Kalau dijual bersama dengan soto lainnya, rasanya tidak akan enak,” imbuhnya. Bahkan untuk menikmatinya pun ada aturannya. Pria yang juga menjadi ketua Karang Taruna         Samarinda Seberang ini menyebut Coto Makassar bukanlah makanan untuk sarapan maupun makan siang, apalagi malam. Karena makanan ini merupakan makanan perantara. Sehingga makanan ini paling nikmat disantap pada pukul 09.00 Wita hingga 11.00 Wita.
        “Porsinya pun tidak boleh banyak. Jadi mangkuknya harus kecil dan sendoknya harus sendok bebek. Karena makanan ini memiliki unsur makanan China (Tiongkok) di dalamnya. Karena perpaduan rempah dari beberapa negara tadi itu,” paparnya.

RESEP COTO MAKSSAR:

BAHAN:
--1 kilogram iga sapi, di potong-potong
– 3 biji cengkeh
– 3 cm kayu manis
– 3 sendok makan air asam jawa
– 4 lembar daun jeruk
– 2 lembar daun salam
– 3 cm lengkuas, memarkan
– 5 sendok makan kecap manis
– 1 sendok teh lada bubuk
– 2 liter air
– 3 sendok makan minyak untuk menumis
– garam secukupnya

BUMBU YANG DIHALUSKAN :
– 8 butir bawang merah, bakar terlebih dahulu
– 3 siung bawang merah
– 1 ruas kunyit
– 1 sendok makan ketumbar, sangrai terlebih dahulu
– 3 buah keluwak
– 1 sendok teh merica
– ½ sendok the pala
– 50 gram kacang merah rebus

BAHAN PELENKAP :
Bawang goreng, daun seledri, daun bawang (iris halus)

CARA MEMBUAT :
Rebus iga sapi dengan kayu manis, daun salam, lengkuas, cengkeh, air asam, dan garam hingga empuk. Kemudian tumis bumbu yang sudah dihaluskan bersama daun jeruk hingga harum. Setelah itu, masukkan bumbu halus yang telah ditumis ke dalam kaldu iga yang telah mendidih. Kemudian tambahkan lada, garam beserta kecap manis. Masak hingga daging iga lunak. Angkat dan taburi dengan bahan pelengkap.

8.      BURAS/BURASA
Burasa adalah salah satu panganan khas masyarakat Bugis dan makassar di Sulawesi Selatan. Panganan ini dikenal juga dengan nama lapat, lontong bersantan atau buras.[1] Bentuknya hampir mirip dengan lontong cuma agak pipih dan dimasak dengan cara tersendiri. Burasa merupakan makanan wajib bagi masyarakat Sulawesi Selatan pada hari lebaran yang bisanya tersaji bersama coto makassar ataupun opor ayam.
Panganan ini terbuat dari beras yang dimasak tertebih dahulu dengan santan yang banyak hingga menjadi nasi lembek dan selanjutnya dibungkus dengan daun pisang. Biasanya dibuat menjadi dua bagian dalam satu ikatan (menggunakan tali rapia atau daun pisang) kemudian direbus hingga matang. Panganan ini juga biasanya ditemui di luar provinsi Sulawesi Selatan seperti Gorontalo atau Kalimantan dan beberapa daerah lain di Indonesia dan Malaysia. Mungkin dikarenakan banyaknya suku Makassar dan Bugis yang merantau dan menetap di daerah-daerah tersebut sehingga panganan ini ikut menjadi bagian dari tradisi hari lebaran di daerah-daerah tersebut.
Selain untuk hidangan pada hari lebaran, burasa juga banyak dipilih sebagai makanan untuk bekal dalam perjalanan karena mampu bertahan hingga 2 x 24 jam. Burasa bisa dikonsumsi dengan sambal kacang, telur rebus atau sambal haban tetapi bagi masyarakat Bugis atau makassar lebih sering menjadikannya teman untuk makanan coto makassar, Sop Konro, pallubasa, nasu lekku' (ayam masak lengkuas versi sulawesi selatan) atau makanan yang berkuah lainnya.
RESEP BURAS:
BAHAN:

1.      1 liter beras
2.      3 lembar daun salam
3.      Daun pisang untuk pembungkus (secukupnya)
4.      3 gelas santan kelapa
5.      Garam secukupnya
6.      Tali untuk mengikat

CARA MEMBUAT:
1.      Cucilah beras sampai benar-benar bersih dan air sudah terlihat sampai bening, lalu tiriskan dan kukus setengah matang.
2.      Angkat lalu dicampurkan ke dalam rebusan santan. Aduk hingga rata sampai santannya meresap dan beras sampai matang dengan sempurna dan pulen.
3.      Setelah matang, angkat nasi buras lalu dibentuk sesuai dengan selera, biasanya berbentuk pipih atau persegi.
4.      Siapkan daun pisang, lalu nasi buras tadi dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tali.
5.      Setelah nasi buras tadi sudah dibungkus semua, lalu langkah selanjutnya mengukus kembali nasi buras tersebut hingga 40 menit.
6.      Angkat dan hidangkan.

9.      SONGKOLO
        Songkolo Bagadang adalah makanan khas Bugis Makassar di Sulawesi Selatan. Songkolo adalah beras ketan yang diolah dengan cara dikukus atau direbus kemudian disajikan dengan taburan kelapa yang gurih dan manis dengan pendamping ikan asin dan sambal tumis. Biasanya dikemas menggunakan daun pisang. Di Makassar, makanan ini biasanya dijual pada saat mulai malam sampai pagi hari. Sesuai namanya ”Bagadang” (begadang), makanan ini dikonsumsi pada malam hari oleh para penjelajah malam seperti pekerja malam atau orang-orang yang akti!itasnya di malam hari. Mulai dari tukang becak, tukang ojek, mahasiswa yang punya kegiatan malam di kampus, dan pekerja kantoran yang sekadar pesan dan bungkus untuk dibawa pulang.
        Beras ketan yang manjadi bahan utama pada makanan ini dapat memberikan man"aat berupa tambahan energi dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, mengkonsumsi ketan juga menawarkan berbagai man"aat kesehatan dengan meningkatkan asupan mineral dan Vitamin yang penting bagi tubuh.
        Seperti halnya para penjelajah malam lainnya, para awardee #$D$ juga termasuk individu-individu yang siap begadang, mengerjakan tugas-tugas kuliah ditemani Songkolo Bagadang. Hal ini dapat meningkatkan asupan energi para awardee untuk menyelesaikan tugas di malam hari.
Beras ketan yang manjadi bahan utama pada makanan ini dapat memberikan man"aat berupa tambahan energi dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, mengkonsumsi ketan juga menawarkan berbagai man"aat kesehatan dengan meningkatkan asupan mineral dan vitamin yang penting bagi tubuh.
        Seperti halnya para penjelajah malam lainnya, para awardee LPDP juga termasuk individu-individu yang siap begadang, mengerjakan tugas-tugas kuliah ditemani Songkolo Bagadang. Hal ini dapat meningkatkan asupan energi para awardee untuk menyelesaikan tugas di malam hari.
        Songkolo & Bagadang Makanan khas Makassar jika anda sedang liburan di Makassar dan tiba-tiba merasakan lapar tengah malam tak perlu kuatir, ada songkolo bagadang yang menunggu untuk di santap. Inilah sajian khas kota anging mamiri untuk para pecinta kuliner yang ingin santap saat larut malam.
        Songkolo adalah makanan khas Makassar, terbuat dari beras ketan yang sudah lama dikenal di wilayah Sulawesi Selatan.Beras ketan yang dipilih bisa ketan putih ataupun ketan hitam kemudian dikukus hingga matang. Songkolo disajikan dengan taburan kelapa parut yang sudah digoreng dengan lauk pendamping ikan asin kering dan telur itik asin. Seporsi songkolo biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang diikat dengan gelang karet.
        Kata “bagadang” dibelakang kata “songkolo” ini bukanlah tanpa maksud. Bagadang merupakan bahasa Makassar yang menunjukkan bahwa makanan ini dijual hingga dini hari,khususnya untuk melayani mereka yang masih belum tidur alias begadang.
        Kehadiran makanan songkolo ini biasanya dihubungkan dengan pelaksanaan pesta-pesta gembira, seperti saat hajatan, syukuran, maupun pernikahan. Itu sebabnya saat idul fitri maupun Idul Adha banyak keluarga asal Bugis dan Makassar yang menghidangkan songkolo untuk menjamu para tamunya. Bahkan dalam memeriahkan peringatan hari Maulid Nabi banyak komunitas di Sulawesi Selatan yang menggelar lomba songkolo hias sebagai kegiatan rutin.

RESEP SONGKOLO

BAHAN SONGKOLO :
- 3 ltr Ketan putih/hitam
- 2 btr kelapa, parut, peras, ambil santannya.
- 1 sdm garam.

CARA MEMBUAT :
- Ketan direndam selama 1-2 jam kemudian dicuci bersih
- Setelah dicuci kukus sampai setengah matang.
- Keluarkan kukusan dalam wadah, tuangi santan dan aduk sampai santan merata,
- Kukus kembali hingga masak.

BAHAN BAJABU :
- 2 btr kelapa, parut
- 10 siung Bawang merah
- 7 siung Bawang putih
- 2 sdm Ketumbar
- 1 sdt Garam
- 2 lbr Daun salam
- Gula merah secukupnya.

CARA MEMBUAT :
1. Haluskan bawang merah dan bawang putih, masukkan ketumbar dan garam.
2. Campur semua bahan yang telah dihaluskan dengan kelapa parut, aduk di atas wajan hingga tercampur rata, masukkan daun salam,sangrai, aduk terus hingga matang.

BAHAN SAMBAL TUMIS :
- 10 bh Cabe merah besar
- 15 bh Cabe rawit (atau sesuai selera)
- 5 bh tomat
- 2 bh terasi udang
- 7 btr kemiri
- 1 sdt garam
- 3 lbr daun salam
- minyak  goreng secukupnya.

CARA MEMBUAT :
1. Haluskan semua bahan menggunakan blender, kecuali daun salam.
2. Siapkan pan, masukkan minyak secukupnya,
3. Tuangkan semua bumbu yang telah dihaluskan, tambahkan daun salam, tumis hingga berubah warna.

CARA PENYAJIAN:
Ambil daun pisang, cetak ketan di dalam mangkok kecil, letakkan di atas daun pisang, tambahkan bajabu dan sambal. Jika suka, tambahkan lauk ikan teri atau ikan asing yang digoreng.

10.  BURONCONG
Wisata Kuliner Makassar
Konon, kue buroncong merupakan salah satu kue yang sudah dikenal dan dinikmati oleh nenek moyang bangsa Bugis Makassar di Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun yang lalu. Sudah menjadi sebuah legenda dikalangan masyarakat Bugis Makassar, sehingga kue ini masih menjadi sebuah idola dan ciri khas kerinduan dimanapun berada.
Biasanya kue buroncong dinikmati dikala masih hangat di pagi hari sebagai menu sarapan. Selain itu kue ini juga bisa disajikan bersama minum teh atau kopi pada waktu bersantai bersama keluarga. Jika anda berada di kota Makassar tentu tidak asing dengan makanan ini.
Kue buroncong ini bentuknya mirip dengan pukis yang berbentuk setengah lingkaran. Namun kue ini terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan parutan kelapa muda, soda kue, gula dan juga santan.
Cara membuatnya pun cukup mudah. Semua bahan yang disebutkan diatas disatukan dalam satu adonan diaduk hingga rata dengan air, dan adonannya biasanya agak encer. Setelah adonan siap, masukkan dalam cetakan buroncong yang telah dipanaskan dengan bara api. Jangan lupa olesi dulu cetakannya dengan minyak kelapa menggunakan kuas atau daun pisang agar adonannya tidak lengket. Paling enak kalau bahan bakarnya kayu arang. Setelah adonannya kelihatan mengembang dan pinngirannya agak berwarna coklat pertanda kue buroncongnya sudah jadi dan siap dinikmati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar