1.
PISANG
EPE
Pisang
epe adalah makanan khas makassar, sulawesi selatan. pisang epe sebuah jajanan
unik yang banyak di temui ketika berkunjung ke kota makassar jadi apabila anda
berkunjung ke kota anging mammiri jangan lupa untuk mencicipi jajanan tersebut
dan anda dapat menemukan pisang epe di setiap sudut pantai losari.
Pisang
epe menjadi makanan favorit bagi semua orang termaksud warga lokal maupun turis
internasional. kata 'epe' berasal dari bahasa makassar yang berarti 'jepit',
jadi pisang epe secara lengkap bisa di artikan menjadi pisang bakar yang di
jepit dan menjadi gepeng, dengan berbahan dasar dari pisang raja yang belum
terlalu masak dan tidak lembek. dengan nama yang mudah ini semua orang akan
mudah mengingat namnya.
Lokasi
yang paling banyak menjual pisang epe ini ialah berada di pantai losari yang di
mana lokasi pantai losari sudah menjadi maskot kota makassar. menu pisang epe
ini suguhkan dengan berbagai rasa seperti :rasa original 'yang dimana hanya
campuran gula merah/gula aren yang telah di cairkan', rasa coklat,rasa
coklat-keju. dan pisang epe ini terkenal dengan rasanya yang sangat manis
karena saus dari pisang epe itu sendiri adalah gula merah/aren yang telah di
cairkan.
RESEP PISANG EPE:
1.
Pisang Kepok yang sudah matang ( Jumlah
tergantung yang mau di buat)
2.
Margarin secukup nya
BAHAN TAMBAHAN UNTUK SAUS:
1.
400 gram Gula merah atau gula jawa (Untuk
pisang kepok ukuran sedang sejumlah 24 pcs)
2.
6 daun pandan ukuran sedang
3.
1,2 liter air
4.
1 sendok kecil / sendok teh garam dapur
5.
4 sendok makan gula pasir putih
CARA MEMBUAT:
Sebenarnya,
cara membuat masakan pisang dari Makasar ini sama seperti kita membuat Roti
bakar. Pisang kepok yang sebelum nya sudah kita tipiskan atau pipihkan di olesi
dulu dengan margarin yang sudah di persiapkan. Oleskan secara merata dan
pastikan semua bagian terkena margarin. Setelah itu, pisang yang sudah pipih
tersebut di panggang menggunakan panggangan yang sudah kita persipakan di
langkah 1.
Untuk
hasil yang maksimal dan merata, sebaik nya gunakan kipas tangan. Tetapi kalau
terpaksa, menggunakan kipas angin juga boleh, asal angin nya tidak terlalu
besar. Pastikan Pisang tersebut kita bolak-balikan supaya tidak gosong dan
menghitam di salah satu sisi nya. Untuk saus nya, semua bahan terlebih dulu di
cuci bersih. Rebus air dulu sampai matang. Setelah itu masukkan gula merah dan
terus di aduk. Setelah gula setengah cair, masukan garam dapur dan gula pasir.
Terakhir masukan daun pandan dan terus diaduk sampai gula merah menyatu dengan
air.
Setelah
dirasa tingkat kematangan cukup atau sesuai selera, kita angkat pisang tersebut
dan di taruh di piring saji. Setelah itu, siram dengan gula merah dan bahan
tambahan lain, seperti keju parut, coklat, saus durian atau yang lain sesuai
selera.
2. BARONGKO
Kue
Tradisional Khas Makassar yang tak kalah enak dengan kue-kue moderen yakni
barongko. Rasa kue yang dibungkus daun pisang ini cukup unik, sedikit asam-asam
pisang berpadu dengan rasa manis dan gurih. Teksturnya yang lembut dan berair
sehingga kalau makan harus memakai sendok.
Kue
barongko berwarna putih kecoklat-coklatan, berbentuk segitiga dan dikemas
tradisional dengan daun pisang. Cara pembuatannya pun unik daun sebagai kemasan
dari barongko itu sendiri dibentuk terlebih dahulu dengan pola segitiga tiga
dimensi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk membuat Barongko ini haruslah
dikerjakan oleh orang yang sudah berpengalaman. Dengan tujuan untuk
mempertahankan kualitas rasa dan kelezatan yang khas dari Barongko.
Pada
jaman kerajaan dulu, yang dapat menikmati kue barongko hanya kalangan
bangsawan, Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi para raja Bugis.
Selain itu juga sering disajikan pada saat acara adat seperti sunatan,
pernikahan, syukuran dan lain-lain sebagainya. Hingga pada saat ini pun
Barongko masih biasa disajikan saat pesta adat di suku bugis di Sulawesi
Selatan, seperti yang dilansir pada situs daradaeng.com dalam edisi 23 desember
2013.
Makanan
yang cukup terkenal di sulawesi selatan,bukan coto makassar,bukan konro, bukan
juga pallu basa melainkan barongko (burongko). Sudah tersebar di daerah di
sulawesi-selatan mengenal kue Barongko ini, kue yang berbahan dasar pisang,buah
pisang yang masyarakat sulawesi kenal dengan nama Utti yang kemudian di buat
sedemikian baik hingga membentuk kue dengan rasa yang enak dan lezat.
Resep Barongko:
BAHAN-BAHAN
1.
Pisang kepok matang - 1 sisir (600 gram)
2.
Santan, dari 2 buah kelapa - 1,5 liter
3.
Telur - 8 butir
4.
Susu kental manis - 1/2 kaleng
5.
Gula pasir - 200 gram
6.
Garam - 1/4 sdt
7.
Pewarna kuning (opsional) - 2 tetes
8.
Daun pisang, potong ukuran 30x15 cm - 15
lembar
9.
Tusuk gigi atau lidi, untuk menyemat –
secukupnya
LANGKAH:
1. Kupas pisang lalu buang bagian tengah atau
biji-biji hitamnya supaya barongko nanti tidak berbintik hitam.
2. Blender pisang bersama santan, telur, dan
gula pasir secara bertahap hingga halus. Pindahkan adonan ke dalam wadah.
3. Ambil 2 lembar daun pisang lalu
susun/tumpuk jadi satu. Tuangkan ½ cangkir adonan pisang ke dalam daun pisang,
lalu bungkus perlahan jadi bentuk tum. Sematkan dengan tusuk gigi atau lidi.
Ulangi langkah ini hingga semua adonan habis terbungkus.
4. Panaskan panci kukus/dandang hingga muncul
uap. Kukus barongko selama 25 menit hingga matang dan daun terlihat layu
berubah warna. Angkat.
5. Siap disajikan.
TIPS:
1. Lemaskan daun pisang sebelum digunakan
dengan cara memanaskan di atas panci kukus yang sudah keluar uapnya. Atau bisa
juga dengan dijemur di bawah terik matahari.
2. Jika khawatir adonan barongko tumpah, daun
pisang bisa dibentuk jadi tum dulu, baru kemudian adonan dituangkan dan segera
disemat.
3. SARABBA
Sarabba adalah minuman
khas Makassar yang terbuat dari campuran jahe, kuning telur, gula aren, santan
dan merica bubuk. Sarabba cocok untuk mengusir flu, menghangatkan badan,
mengeluarkan angin dari tubuh saat masuk angin, paling asik sebagai teman disaat
begadang nonton bola, syukur-syukur bangun malam buat solat tahajud. Masyarakat
Makassar sebagian besar mengkonsumsinya sebagai pemulih stamina karena kuning
telur dipercaya sebagai pemulih stamina (jamu), penawar letih setelah seharian
beraktivitas dan untuk menghangatkan badan. Kini, tangan-tangan kreatif telah
mengajak kita memudahkan untuk menikmati minuman khas Makassar ini di luar kota
Makassar yakni dengan menyajikannya dalam sebuah kemasan. Sarabba bubuk instant
maupun berupa minuman sarabba botolan ditawarkan kepada masyarakat yang belum
berkesempatan berkunjung ke Makassar.
PROSES PEMBUATAN
1.
Masukkan air kurang lebih 5 gelas ke dalam
panci.
2.
Masukkan 300 gram jahe yang telah
dihancurkan kasar agar sari kandungannya keluar.
3.
Tambahkan lagi gula aren atau bisa juga
gula merah sebanyak 300 gram, tunggu sampai mendidih.
4.
Jika sudah mendidih masukkan santan 150 ml
(3/4 gelas) lalu kecilkan nyala api agar santannya tidak memecah.
5. Awal mendidih, masukkan 1 kuning telur,
bisa telur ayam ataupun telur bebek. Sesuai selera kita.
Sarabba siap dinikmati,
minumlah selagi hangat apalagi di sini hujan sedang deras-derasnya mengguyur
atap. Lebih komplit jika ditemani dengan pisang rebus dan kue apem. Selamat mencoba.
4. KAPURUNG
Kapurung
salah satu makanan khas tarisonal sulawesi selatan, khususnya masyarakat daerah
luwu kota palopo, kab. luwu ,luwu utara, dan luwu timur. makanan ini terbuat
dari sari atau tepung sagu. di daerah maluku dikenal dengan nama papeda atau di
kendari sulawesi tenggara memiliki nama lain juga yaitu sinonggi.
Kapurung
di masak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka ragam sayur dan
biasanya juga air sayur di gunakan untuk kuah dan bisa juga air ikan masak
sebagai kuahnya. meski makanan taradisonal kapurung mulai populer. selain di
temukan di warung-warung khusus di makassar juga telah masuk ke beberapa
restoran.
Selain
nama kapurung di daerah luwu juga sering di sebut pugalu', pugalu atau kapurung
ini sendiri bisa di nikmati kapan saja dan kapurung ini juga sering di jadikan
makanan dalam hajatan seperti pernikahan atau apapun itu.
Kapurung
sendiri di bentuk seperti bola atau bulat-bulat pembentukan itu menggunakan
pedui' atau seacam alat terbuat dari kayu yang bentuknya mirip sumpit.
CARA MEMBUAT KAPURUNG:
BAHAN-BAHAN:
1. Sagu asli dari pohonnya dan masih segar
(kalau tidak menemukan sagu asli yang langsung dari pohonnya, bisa menggunakan
sagu Tani yang dapat diperoleh di supermarket)
2. Aneka sayuran (kangkung, jagung manis muda
yang diserut, bunga pisang, yang diiris halus terong ungu yang dikupas dan dipotong2
1 cm, bayam,kacang panjang yang dipotong2 2 cm, daun pakis-kalau ada-)
3.
Tomat buah, dipotong kecil memanjang
4.
Mangga muda diserut
5.
Cabai merah diiris serong
6.
Ikan teri segar(teri mirong dlm bhs tegal)
dapat juga diganti dengan ikan peda segar
7.
Udang
BUMBU :
1. Kacang tanah goreng 4 sendok makan
2. Garam
3. Bawang putih
4. Penyedap rasa/masako
5. Cabai merah besar dipotong miring
6. Asam patikalla (buah kecombrang yang
digeprek) kalau tidak ketemu, saya biasa ganti dengan air asam jawa dan
ditambah potongan tangkai bunga kecombrang yang masih lunak
7. Merica bubuk secukupnya
8. Sambal
9. Tomat
10. Cabe rawit merah
11. Garam
12. Gula putih ½ sendok teh
13. Jeruk limau
14. Semua bahan ditumbuk hingga halus, sedang
jeruk limau hanya dipotong menjadi dua dan diperaskan airnya kedalam sambal
Cara Membuat Resep
Kapurung :
1. Rebus semua sayuran hingga lunak, tiriskan
2. Buat kaldu ikan: Rebus ikan teri atau ikan
peda sampai lunak, tambahkan satu sendok teh garam. Pisahkan ikan dan air
rebusan(kaldu) ikannya
3. Pisahkan duri ikan dan dagingnya, lalu
daging ikan disuwir-suwir kasar dan dicampur kembali dengan kaldu Tumbuk kacang
goreng, bawang putih, garam sampai halus Campurkan bumbu dalam kaldu ikan.
Masukkan cabe merah besar yang diiris menyerong. Tambahkan penyedap rasa sesuai
selera. Rebus kaldu yang berbumbu hingga mendidih
4. Buat bola-bola sagu: Pastikan alat memasak
bersih. Apabila menggunakan sagu segar yang dijual penduduk yang memakan sagu,
pastikan sagunya benar-benar segar, bukan sagu yang sudah rusak, karena nanti
hasilnya akan berwarna kemerah2an (lihat gambar dibawah), kalau mau aman sih
pakai sagu tani yang terjamin kualitasnya
5. Siapkan 1 gelas tepung sagu, larutkan
dalam 2 gelas air
6. Didihkan 2 gelas air dalam wajan
7. Masukkan adonan sagu perlahan-lahan sambil
diaduk terus hingga mengental
8. Angkat
9. Siapkan air matang dingin dalam baskom
10. Selagi masih panas, ambil satu sendok
makan sagu yang mengental, bentuk bulatan dengan bantuan sendok dan jatuhkan
dalam air dingin
11. Lakukan hingga seluruh adonan habis
12. Tiriskan bola-bola sagu
5. PALLUBASA
Konon
awal mula makanan berkuah yang dicampur kelapa parut goreng ini hanya
diperuntukkan untuk kelas pekerja seperti kuli bangunan, tukang becak, dan
kelas pekerja lainnya.
Mengapa
demikian, karena pada masa itu Pallubasa merupakan makanan termurah yang hanya
dapat dijangkau para kelas pekerja
Dari
catatan sejarah 10 ikon Makassar di Dinas Pariwisata Makassar, alasan sehingga
Pallubasa menjadi makanan murah karena campuran isi atau daging yang ada di
dalam setiap mangkuknya itu bagian yang tidak dibutuhkan oleh pemilik sapi tetapi
diberikan kepada si pemotong sapi sebagai jatah atau upah (tawana papolonga).
Bagian-bagian
sapi yang tidak dibutuhkan antara lain bakal susu (kandala’po’, bentuk bakal
susu yang ketika diangkat dari dandang bentuknya seperti asap knalpot), baluta
(darah segar sapi saat disembelih yang ditadah menggunakan batang bambu yang
kemudian dibekukan), susu sapi (payudara sapi), biji pelir sapi, usus lurus
(parru’ lambusu’), Latto-latto’ (bagian da-ging yang bercampur dengan tulang
rawan) dan gantungan jantung.
Papolong
inilah yang kemudian mengolah sisa-sisa tersebut menjadi makanan yang disebut
Pallubasa.
Kabid
Destinasi Dinas Pariwisata Makassar, Andi Karunrung mengatakan Pallubasa
merupakan makanan berkuah yang sepintas terlihat sama dengan coto Makassar. Namun
keduanya sangat berbeda.
Letak
perbedaannya terdapat pada proses memasaknya. Jeroan untuk Pallubasa direbus
dalam waktu yang lama. Setelah matang, jeroan dan daging diiris dan dihidangkan
dalam mangkuk.
Perbedaan
lainnya pada kuah Pallubasa ditambahkan kelapa parut yang telah disangrai
sehingga kuahnya menjadi kental dan gurih, aromanya pun karena santan lebih
kental dan serbuk kelapa yang menyatu dengan kuah.
Tambahan
lain yang membuat Pallubasa lebih spesial adalah dengan ditambahkan-nya telur
ayam yang dimasak setengah matang.
Awalnya
Pallubasa disantap berpasangan dengan burasa yang berukuran cukup besar,
kira-kira berukuran 3-4 kali lipat dengan ukuran burasa sekarang. Namun saat
ini, Pallubasa akan terasa pas jika disajikan dengan nasi putih yang masih
panas.
BAHAN-BAHAN:
1.
600 gr Daging,hati,jeroan dan paru
sapi(campur)
2.
200 gr kelapa parut/separoh kelapa(sangrai
dan haluskan)
3.
1500 lt air
4.
Secukupnya Asam Jawa
BUMBU
HALUS:
1.
12 cabe keriting merah
2.
5 cabe rawit merah
3.
10 siung bawang merah
4.
7 siung bawang putih
5.
1 sdt ketumbar
6.
1/4 sdt jintan
7.
1/4 sdt pala
8.
3 cm jahe
9.
4 cm langkoas
10.
Secukupnya Garam
BUMBU
TAMBAHAN:
1.
1 btg sere di geprek
2.
3 cm kayu manis
3.
7 biji cengkeh
4.
1 sdm gula merah
5.
Sedikit minyak untuk menumis
LANGKAH
1.
Rebus bahan daging sampai mendidih,lalu
buang air rebusan nya(untuk mengurangi lemak pada daging dan jeroan)selanjut di
rebus ulang.
2.
Sudah mendidih angkat dan tiriskan,kaldu
rebusan yg kedua jgn di buang.
3.
Tumis bumbu halus,kalo sudah wangi masukan
sere,kayu manis,cengkeh dan gula merah.
4.
Masukan daging yg sudah di potong dadu
5.
Masukan bahan yg sudah di tumis beserta
daging ke panci yg ada kaldu daging tadi,tambahkan kelapa yg di sangrai,beserta
asam jawa,masak sampai daging empuk,tes rasa...masak sampai matang.
Pallu
basa makanan khas Makasar siap untuk di hidang.
6. MIE TITI
Sebenarnya
“Titi” dalam nama Mie Titi bukanlah nama sajian mie pada umumnya. Titi
sebenarnya adalah nama sapaan akrab dari mendiang Ang kho Tjao, ayah dari
Freddy Koheng, pemilik usaha Mie Titi yang pertama kali berdiri di Jalan Dr.
Wahidin Sudirohusodo yang dulunya bernama Jalan Irian. Selain itu, Titi dalam
bahasa Tionghoa juga berarti adik laki-laki.
Pada
awalnya Mie Titi dibuat oleh Ang Kho Tjao yang merupakan seorang warga
keturunan Cina yang tinggal di Makassar. Ang Kho Tjao lalu mewariskan resep
kuliner ini kepada ketiga anaknya dan menjadikan Mie Titi mulai dikenal sejak
tahun 1970-an.
Bagi
warga Tionghoa Makassar di era 1950-an, khususnya di kawasan Pecinan (Kecamatan
Gowa), Ang kho Tjao, adalah pedagang mie khas dimana saat itu warga sekitarnya
menyebutnya mi dadar, yaitu mi yang digoreng dengan sedikit minyak, lalu
ditekan-tekan dalam wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.
Ada
perbedaan antara kedua sajian Mie tersebut. Mi bakar atau goreng adalah masakan
khas Tionghoa Kwantong (Cantonese) sedangkan Mie Goreng yang agak sedikit basah
merupakan masakan khas Tionghoa-Hokkian. Hingga saat ini, sajian Mie Titi'
lebih dikenal sebagai sajian mie kering, hal itu karena mie-nya disajikan tidak
dalam keadaan basah, seperti mie kuah, atau mie bakso, melainkan dalam keadaan
kering.
Seiring
perjalanan waktu, Ang Kho Tjao kemudian menurunkan pengetahuan tentang resep
membuat Mi Titi (Mi Kering) ini kepada ketiga anaknya yaitu Hengky, Awa’, dan
Titi, dimana mereka masing-masing melanjutkan bisnis kuliner tersebut. Dari
ketiga anak Ang Kho Tjao, lahirlah empat rumah makan dengan sajian Mie kering
yang masih eksis hingga sekarang, yaitu: Mie Titi, Mie Awa’, Mie Hengky, dan
Mie Anto. Meski sedikit berbeda namun semua rumah makan tersebut tidak
menghilangkan rasa khas dari resep dasar Mie Titi pemberian sang ayah.
Pada
era tahun 90-an, Mie Titi semakin berkembang dan menjadi usaha keluarga.
Menurut Freddy, saat ini Mie Titi telah memiliki lebih dari sembilan cabang.
Tiga cabang Mie Titi yang berada di Jl. Boulevard-Panakkukang, Jl. Datu Museng,
dan Pusatnya di Jl. Irian, dikelola oleh Freddy Koheng sendiri. Untuk cabang
lainnya dikelola oleh adik-adik Freddy yang sudah menikah dan ikut mengelola
franchise rumah makan tersebut.
PROSE MEMBUAT MIE TITI
BAHAN MIE TITI:
1.
Mie Telor 1 bungkus
2.
Daging ayam 250 gram
3.
Baso sapi/ayam 5 butir, iris sesuai selera
4.
Tepung maizena 3 sendok atau sesuai
takaran kekentalan yang diinginkan
5.
Hati sapi 100 gram
6.
Sayur-sayuran (kol, sawi, wortel dan
tomat)
7.
Daun seledri, Daun bawang diiris halus
8.
Udang secukupnya, diiris sesuai selera
9.
Telor 2 butir
10.
Minyak untuk menggoreng
BUMBU HALUS:
1.
Bawang putih 3 siung
2.
Bawang bombay 1 siung kecil
3.
Bawang merah 1 siung
4.
Kemiri 1 biji
5.
Merica dan paprika bubuk
6.
Garam secukupnya
BAHAN PELENGKAP:
1.
Bawang goreng
2.
Jeruk Nipis
CARA MEMBUAT:
*Untuk Mie
1.
Taruh mie dibaskom, siram dengan air
panas. Diamkan kurang lebih 4 menit sampai mie terurai. Tiriskan.
2.
Goreng mie yang sudah tiris di wajan
(biarkan mie terendam didalam minyak saat digoreng), sampai berwarna kecoklatan
dan kering. Pisahkan.
* Kuah Siraman Mie
1.
Rebus ayam hingga lembek, sisihkan air rebusan ayam untuk kuah mie. Daging ayam
di iris2 kotak, sisihkan.
2.
Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu yang sudah dihaluskan, kalau sudah
kecoklatan masukkan udang, ayam dan baso.
3.
Masukkan sedikit demi sedikit air rebusan ayam sampai habis. Takaran kuah
sesuai selera, biarkan sampai mendidih.
4.
Setelah mendidih, masukkan sayuran dan tomat yang sudah dipotong-potong,
biarkan beberapa saat.
5.
Siapkan campuran tepung maizena yang diaduk dengan air, tuang perlahan-lahan
kedalam kuah sampai tercapai tingkat kekentalan yang diinginkan.
6.
Setelah kuah mengental, terakhir masukkan telur yang telah dikocok lepas dan
langsung aduk kuah biar jadi terlihat berserat.
7.
Masukkan irisan daun seledri dan bawang.
8.
Cara Menyajikan Mie Titi khas Makassar
9.
Siapkan piring, tempatkan mie goreng kering di piring saji. Tuangkan kuah
diatas mie.
10.
Taburi dengan bawang goreng sajikan bersama jeruk nipis sesuai selera.
7. COTO MAKASSAR
Coto Makassar sendiri
hadir ketika Islam masuk pertama kali di Sulawesi Selatan pada 1500 masehi
lalu. Tepatnya di sebuah daerah di antara perbatasan Kabupaten Takalar dan Gowa
di Sulsel. Di sana terdapat kerajaan kecil yang bernama Bajeng.
Di kerajaan itu ada
seorang juru masak yang sering dipanggil Toak yang sangat suka berkreasi dengan
berbagai jenis masakan. Kala itu, belum ada daging sapi, hanya terdapat daging
Kerbau. Jadi setiap harinya raja-raja diberi sajian daging tersebut. Karena
yang diambil hanya dagingnya, maka seluruh isi perutnya dibuang. Toak yang
merupakan koki handal kerajaan merasa sayang setiap melihat bagian dalam hewan
itu dibuang percuma. Sedangkan masyarakat di luar kerajaan tidak pernah
merasakan nikmatnya daging.
“Pasti aku bisa
menjadikannya sesuatu yang enak dengan bagian dalam perut ini (Jeroan, Red).
Jadi masyarakat bisa merasakan nikmatnya daging,” gumamnya seorang diri kala
itu, seperti yang disampaikan Rusdi.
Kala itu, Toak memiliki
kekerabatan yang baik dengan pedagang rempah-rempah dari Tiongkok, Persia, dan
beberapa negara lainnya. Maka tak heran jika dia memiliki beragam ramuan bumbu
dapur, baik rempah dari Indonesia maupun negara-negara lain. Akhirnya dengan
segala keahliannya, dia mulai membersihkan jeroan itu. Mengukus dan meracik
bumbunya.
Namun anehnya dia tidak
menggunakan santan sebagai campuran kuah. Tetapi air beras dan diberi kacang. Akhirnya
hidangan yang kita sebut Coto Makassar tersebut jadi dan dibagikannya kepada
warga miskin di sekitar kerajaan. Bahkan Toak juga menyajikan kepada
rekan-rekannya dari negara lain yang kebetulan ada di kawasan itu. Mereka
menyebut, kuliner yang diciptakan Toak sangat nikmat. Hingga akhirnya dia pun
percaya diri untuk menyuguhkan hidangan tersebut kepada sang raja.
Singkat cerita sampailah
makanan itu ke lidah raja. Dan ternyata disukai, bahkan menjadi makanan favorit
raja-raja di kerajaan itu. Bahkan kala itu, Coto Makassar menjadi makanan yang
meledak di pasaran karena rasanya yang nikmat. Sebelum Coto Makassar melejit,
Toak pernah mencoba mengganti daging kerbau ke daging kambing. Tapi tidak bisa.
Aroma khas daging kerbau tak bisa tergantikan.
“Dari situlah asal muasal
Coto Makassar. Bahkan saat itu, makanan ini hanyalah makanan rakyat jelata.
Karena bahan dasarnya dari jeroan, jadi makanan ini tergolong junk food dan
masuk kategori soto-sotoan,” jelas pria yang menjabat sebagai ketua LPM
Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang ini.
Rusdi memiliki resep
rahasia menciptakan coto yang nikmat. Menurutnya hidangan ini harus memenuhi
empat elemen, yaitu air, api, udara, dan unsur bumi. Memasaknya pun harus
menggunakan wadah kuali dari tanah liat di atas perapian yang tepat.
“Membuat bumbunya pun
harus bersih. Tempat membuat bumbu tidak boleh dicampur. Dan selamanya, Coto
Makassar selalu di masak di depan rumah. Tidak bisa di belakang karena rasanya
akan berbeda,” jelasnya. Tidak sampai di situ, keunikan lainnya adalah Coto
Makassar tidak mau dimadu. Dalam artian, menjual makanan ini tidak bisa bersama
dengan soto lainnya. Misal Sop Konro, Soto Banjar, dan semua jenis soto dan
sop-sopan lainnya. Karena jika itu dilanggar, rasanya akan jauh berbeda. “Kalau
dijual bersama dengan soto lainnya, rasanya tidak akan enak,” imbuhnya. Bahkan
untuk menikmatinya pun ada aturannya. Pria yang juga menjadi ketua Karang
Taruna Samarinda Seberang ini menyebut Coto Makassar bukanlah makanan untuk
sarapan maupun makan siang, apalagi malam. Karena makanan ini merupakan makanan
perantara. Sehingga makanan ini paling nikmat disantap pada pukul 09.00 Wita
hingga 11.00 Wita.
“Porsinya pun tidak boleh
banyak. Jadi mangkuknya harus kecil dan sendoknya harus sendok bebek. Karena
makanan ini memiliki unsur makanan China (Tiongkok) di dalamnya. Karena
perpaduan rempah dari beberapa negara tadi itu,” paparnya.
RESEP COTO MAKSSAR:
BAHAN:
--1 kilogram iga sapi, di
potong-potong
– 3 biji cengkeh
– 3 cm kayu manis
– 3 sendok makan air asam
jawa
– 4 lembar daun jeruk
– 2 lembar daun salam
– 3 cm lengkuas, memarkan
– 5 sendok makan kecap
manis
– 1 sendok teh lada bubuk
– 2 liter air
– 3 sendok makan minyak
untuk menumis
– garam secukupnya
BUMBU YANG DIHALUSKAN :
– 8 butir bawang merah,
bakar terlebih dahulu
– 3 siung bawang merah
– 1 ruas kunyit
– 1 sendok makan
ketumbar, sangrai terlebih dahulu
– 3 buah keluwak
– 1 sendok teh merica
– ½ sendok the pala
– 50 gram kacang merah
rebus
BAHAN PELENKAP :
Bawang goreng, daun
seledri, daun bawang (iris halus)
CARA MEMBUAT :
Rebus iga sapi dengan
kayu manis, daun salam, lengkuas, cengkeh, air asam, dan garam hingga empuk.
Kemudian tumis bumbu yang sudah dihaluskan bersama daun jeruk hingga harum.
Setelah itu, masukkan bumbu halus yang telah ditumis ke dalam kaldu iga yang
telah mendidih. Kemudian tambahkan lada, garam beserta kecap manis. Masak
hingga daging iga lunak. Angkat dan taburi dengan bahan pelengkap.
8. BURAS/BURASA
Burasa
adalah salah satu panganan khas masyarakat Bugis dan makassar di Sulawesi
Selatan. Panganan ini dikenal juga dengan nama lapat, lontong bersantan atau
buras.[1] Bentuknya hampir mirip dengan lontong cuma agak pipih dan dimasak
dengan cara tersendiri. Burasa merupakan makanan wajib bagi masyarakat Sulawesi
Selatan pada hari lebaran yang bisanya tersaji bersama coto makassar ataupun
opor ayam.
Panganan
ini terbuat dari beras yang dimasak tertebih dahulu dengan santan yang banyak
hingga menjadi nasi lembek dan selanjutnya dibungkus dengan daun pisang.
Biasanya dibuat menjadi dua bagian dalam satu ikatan (menggunakan tali rapia
atau daun pisang) kemudian direbus hingga matang. Panganan ini juga biasanya
ditemui di luar provinsi Sulawesi Selatan seperti Gorontalo atau Kalimantan dan
beberapa daerah lain di Indonesia dan Malaysia. Mungkin dikarenakan banyaknya
suku Makassar dan Bugis yang merantau dan menetap di daerah-daerah tersebut
sehingga panganan ini ikut menjadi bagian dari tradisi hari lebaran di
daerah-daerah tersebut.
Selain
untuk hidangan pada hari lebaran, burasa juga banyak dipilih sebagai makanan
untuk bekal dalam perjalanan karena mampu bertahan hingga 2 x 24 jam. Burasa
bisa dikonsumsi dengan sambal kacang, telur rebus atau sambal haban tetapi bagi
masyarakat Bugis atau makassar lebih sering menjadikannya teman untuk makanan
coto makassar, Sop Konro, pallubasa, nasu lekku' (ayam masak lengkuas versi
sulawesi selatan) atau makanan yang berkuah lainnya.
RESEP BURAS:
BAHAN:
1.
1 liter beras
2.
3 lembar daun salam
3.
Daun pisang untuk pembungkus (secukupnya)
4.
3 gelas santan kelapa
5.
Garam secukupnya
6.
Tali untuk mengikat
CARA MEMBUAT:
1.
Cucilah beras sampai benar-benar bersih
dan air sudah terlihat sampai bening, lalu tiriskan dan kukus setengah matang.
2.
Angkat lalu dicampurkan ke dalam rebusan
santan. Aduk hingga rata sampai santannya meresap dan beras sampai matang
dengan sempurna dan pulen.
3.
Setelah matang, angkat nasi buras lalu
dibentuk sesuai dengan selera, biasanya berbentuk pipih atau persegi.
4.
Siapkan daun pisang, lalu nasi buras tadi
dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tali.
5.
Setelah nasi buras tadi sudah dibungkus
semua, lalu langkah selanjutnya mengukus kembali nasi buras tersebut hingga 40
menit.
6.
Angkat dan hidangkan.
9. SONGKOLO
Songkolo Bagadang adalah
makanan khas Bugis Makassar di Sulawesi Selatan. Songkolo adalah beras ketan
yang diolah dengan cara dikukus atau direbus kemudian disajikan dengan taburan
kelapa yang gurih dan manis dengan pendamping ikan asin dan sambal tumis.
Biasanya dikemas menggunakan daun pisang. Di Makassar, makanan ini biasanya
dijual pada saat mulai malam sampai pagi hari. Sesuai namanya ”Bagadang”
(begadang), makanan ini dikonsumsi pada malam hari oleh para penjelajah malam
seperti pekerja malam atau orang-orang yang akti!itasnya di malam hari. Mulai
dari tukang becak, tukang ojek, mahasiswa yang punya kegiatan malam di kampus,
dan pekerja kantoran yang sekadar pesan dan bungkus untuk dibawa pulang.
Beras ketan yang manjadi
bahan utama pada makanan ini dapat memberikan man"aat berupa tambahan
energi dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, mengkonsumsi ketan juga
menawarkan berbagai man"aat kesehatan dengan meningkatkan asupan mineral
dan Vitamin yang penting bagi tubuh.
Seperti halnya para
penjelajah malam lainnya, para awardee #$D$ juga termasuk individu-individu
yang siap begadang, mengerjakan tugas-tugas kuliah ditemani Songkolo Bagadang. Hal
ini dapat meningkatkan asupan energi para awardee untuk menyelesaikan tugas di
malam hari.
Beras ketan yang manjadi
bahan utama pada makanan ini dapat memberikan man"aat berupa tambahan
energi dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, mengkonsumsi ketan juga
menawarkan berbagai man"aat kesehatan dengan meningkatkan asupan mineral
dan vitamin yang penting bagi tubuh.
Seperti halnya para
penjelajah malam lainnya, para awardee LPDP juga termasuk individu-individu
yang siap begadang, mengerjakan tugas-tugas kuliah ditemani Songkolo Bagadang.
Hal ini dapat meningkatkan asupan energi para awardee untuk menyelesaikan tugas
di malam hari.
Songkolo & Bagadang
Makanan khas Makassar jika anda sedang liburan di Makassar dan tiba-tiba
merasakan lapar tengah malam tak perlu kuatir, ada songkolo bagadang yang
menunggu untuk di santap. Inilah sajian khas kota anging mamiri untuk para
pecinta kuliner yang ingin santap saat larut malam.
Songkolo adalah makanan
khas Makassar, terbuat dari beras ketan yang sudah lama dikenal di wilayah
Sulawesi Selatan.Beras ketan yang dipilih bisa ketan putih ataupun ketan hitam
kemudian dikukus hingga matang. Songkolo disajikan dengan taburan kelapa parut
yang sudah digoreng dengan lauk pendamping ikan asin kering dan telur itik
asin. Seporsi songkolo biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang
diikat dengan gelang karet.
Kata “bagadang”
dibelakang kata “songkolo” ini bukanlah tanpa maksud. Bagadang merupakan bahasa
Makassar yang menunjukkan bahwa makanan ini dijual hingga dini hari,khususnya
untuk melayani mereka yang masih belum tidur alias begadang.
Kehadiran makanan
songkolo ini biasanya dihubungkan dengan pelaksanaan pesta-pesta gembira, seperti
saat hajatan, syukuran, maupun pernikahan. Itu sebabnya saat idul fitri maupun Idul
Adha banyak keluarga asal Bugis dan Makassar yang menghidangkan songkolo untuk
menjamu para tamunya. Bahkan dalam memeriahkan peringatan hari Maulid Nabi
banyak komunitas di Sulawesi Selatan yang menggelar lomba songkolo hias sebagai
kegiatan rutin.
RESEP SONGKOLO
BAHAN SONGKOLO :
- 3 ltr Ketan putih/hitam
- 2 btr kelapa, parut,
peras, ambil santannya.
- 1 sdm garam.
CARA MEMBUAT :
- Ketan direndam selama
1-2 jam kemudian dicuci bersih
- Setelah dicuci kukus
sampai setengah matang.
- Keluarkan kukusan dalam
wadah, tuangi santan dan aduk sampai santan merata,
- Kukus kembali hingga
masak.
BAHAN BAJABU :
- 2 btr kelapa, parut
- 10 siung Bawang merah
- 7 siung Bawang putih
- 2 sdm Ketumbar
- 1 sdt Garam
- 2 lbr Daun salam
- Gula merah secukupnya.
CARA MEMBUAT :
1. Haluskan bawang merah
dan bawang putih, masukkan ketumbar dan garam.
2. Campur semua bahan
yang telah dihaluskan dengan kelapa parut, aduk di atas wajan hingga tercampur
rata, masukkan daun salam,sangrai, aduk terus hingga matang.
BAHAN SAMBAL TUMIS :
- 10 bh Cabe merah besar
- 15 bh Cabe rawit (atau
sesuai selera)
- 5 bh tomat
- 2 bh terasi udang
- 7 btr kemiri
- 1 sdt garam
- 3 lbr daun salam
- minyak goreng secukupnya.
CARA MEMBUAT :
1. Haluskan semua bahan
menggunakan blender, kecuali daun salam.
2. Siapkan pan, masukkan
minyak secukupnya,
3. Tuangkan semua bumbu
yang telah dihaluskan, tambahkan daun salam, tumis hingga berubah warna.
CARA PENYAJIAN:
Ambil daun pisang, cetak
ketan di dalam mangkok kecil, letakkan di atas daun pisang, tambahkan bajabu
dan sambal. Jika suka, tambahkan lauk ikan teri atau ikan asing yang digoreng.
10. BURONCONG
Konon,
kue buroncong merupakan salah satu kue yang sudah dikenal dan dinikmati oleh
nenek moyang bangsa Bugis Makassar di Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun yang
lalu. Sudah menjadi sebuah legenda dikalangan masyarakat Bugis Makassar,
sehingga kue ini masih menjadi sebuah idola dan ciri khas kerinduan dimanapun
berada.
Biasanya
kue buroncong dinikmati dikala masih hangat di pagi hari sebagai menu sarapan.
Selain itu kue ini juga bisa disajikan bersama minum teh atau kopi pada waktu
bersantai bersama keluarga. Jika anda berada di kota Makassar tentu tidak asing
dengan makanan ini.
Kue
buroncong ini bentuknya mirip dengan pukis yang berbentuk setengah lingkaran.
Namun kue ini terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan parutan kelapa
muda, soda kue, gula dan juga santan.
Cara
membuatnya pun cukup mudah. Semua bahan yang disebutkan diatas disatukan dalam
satu adonan diaduk hingga rata dengan air, dan adonannya biasanya agak encer.
Setelah adonan siap, masukkan dalam cetakan buroncong yang telah dipanaskan
dengan bara api. Jangan lupa olesi dulu cetakannya dengan minyak kelapa
menggunakan kuas atau daun pisang agar adonannya tidak lengket. Paling enak
kalau bahan bakarnya kayu arang. Setelah adonannya kelihatan mengembang dan
pinngirannya agak berwarna coklat pertanda kue buroncongnya sudah jadi dan siap
dinikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar