Daily
Activity Indonesian version
Halo guys bertemu lagi dengan saya
the next master chef. Oke hari ini saya akan menceritakan pengalaman-pengalaman
yg terjadi di kampus, tapi sebelum menceritakan pengalaman saya marilah kita
panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmatnya kita dapat
berkumpul kembali untuk melaksanakan praktek di kampus pagi hari ini. Baiklah
kalau begitu, mari kita mulai pengalaman saya pada hari ini.
Seperti biasa saya tiba di kampus
pukul 07.30, bisa dibilang ini adalah hari pertama masuk ke kampus, sehingga masih perlu penyesuaian. Waktu yang
ditunggupun akhirnya tiba kami masuk pukul 08.30. Sebelum memulai praktek Pak Ical menjelaskan
mengenai cara pengisian blog dan juga tugas-tugas apa saya yabg harus
dikerjakan untuk mengisi blog tersebut. Setelah menjelaskan hal tersebut
kamipun mulai melakukan praktek.
Pada hari ini kami akan mempraktekkan
'Buffet' . Tapi sebelum berjalan lebih
jauh alangkah baiknya apabila kita cari tau apa itu 'Buffet'
’Buffet’ (biasa dilafalkan dengan
’ba-fei’ ini) memang berasal dari bahasa Perancis yang makna awalnya adalah
’perabot seperti lemari yang terdiri dari beberapa rak dan biasanya dipakai
untuk memajang piring dsb’. Istilah ini juga diserap dalam bahasa kita merujuk
pada lemari sejenis dengan sebutan ’bufet’. Orang Perancis yang memulakan gaya
menghidangkan aneka hidangan pada piring di rak-rak lemari bufet ini. Di AS
sistem menghidangkan makanan yang praktis ini mulai populer di pertengahan abad
19 dan karena memang mengadopsi dari tatacara Perancis istilah yang dipakai
tetap adalah buffet.
Di tanah jajahan Hindia Belanda,
khususnya di Batavia ada tiga macam sebutan untuk orang Perancis yaitu
’prasman’ (dari bahasa Belanda fransman), ’prancis’ (dari kata Français) dan
’didong’ (dari bahasa Perancis dis donc artinya tell me = kasi tahu). Karena
lidah kita sulit mengartikulasikan buffet ini, maka gaya penyajian makanan
swalayan ini pun diberi nama ’makan prasman’ dan kemudian menjadi ’makan
prasmanan'.
Sejarah Buffet Di Indonesia
Di kawasan luar Jawa, utamanya di
Sumatera Selatan, gaya menghidangkan makanan seperti ini dinamakan dengan
’makan prancis’. Bahkan di undangan pernikahan orang Palembang masih sering
tertulis ’Resepsi ala Perancis’. Orang yang belum memahami latar belakang
sebutan ini biasanya akan tertawa geli membaca tulisan ’resepsi ala Perancis’
ini.
Mengapa sering disebutkan hidangan
ala Perancis ini dalam kartu undangan? Karena ada sistem hidangan lain yang
dinamakan ’table service’ atau ’chia tuk’ dalam bahasa Mandarin. Dengan sistem
ini undangan duduk melingkari meja bundar dan hidangan akan dihantarkan oleh
pelayan (waiter) secara berurutan. Dengan mencantumkan apakah pada resepsi tamu
akan ’makan prancis’ atau ’makan chia tuk’, maka para undangan diberi ’sandi’.
Sandi tersebut adalah seberapa besarnya angpao yang akan diberikan. Diharapkan
angpao yang lebih besar untuk ’makan chia tuk’ ini.
Sebutan ’prasman’ atau ’didong’ di
masa lalu di negeri kita cukup lazim dipakai oleh khalayak ramai, karena tidak
sedikit orang Perancis yang bertugas di nusantara berkolaborasi dengan penjajah
Belanda sesuai dengan percaturan politik di kawasan Eropa pada masa itu. Siapa
menyangka istilah ’prasmanan’ ternyata berasal dari kata Belanda ’fransman’
alias ’orang Perancis’. Naahhh bagaimana??
Sekarang kalian mengertikan apa itu 'buffet'.https://www.facebook.com/Roemahkebuncatering/photos/ternyata-ini-asal-usul-kata-buffet-atau-prasmanan-yang-seringkita-jumpai-lhopada/605714683138636/
Sekarang mari kita lanjut ke hal yang
berikutnya.
Pada hari ini kelompok kami mendapat
bagian membuat appetizer yaitu peco doang dan jalangkote ditambah krupuk, acar,
dan sambal. Sedangkan untuk bagian saya yaitu sambal tomat
Sekarang saya akan menjelaskan proses
pembuatan sambal tomat. Langkah pertama siapkan ingredientnya yaitu:
1. 200 ml vegetable oil
2. 500 gr shallots, peeled and sliced
3. 320 gr garlic, peeled and sliced
4. 350 gr red chili seeded and slice
5. 75 gr chili left whole
6. 50 gr palm sugar chopped
7. 1,5 tbsp shrimp paste roasted
8. 2250 tomatoes peeled and seeded
9. 1 tbsp lime juice
10. To taste salt
Ok setelah kita siapkaan ingredietnnya sekarang kita
ke proses kerja
1. Panaskan minyak hingga panas lalu tambahkan bawang
merah dan baeang putih saute hingga berwarna keemasan
2. Setelah itu tambahkan cabe dan saute sampai agak
lunak lalu tambahkan gula merah dan terasi saute sampai agak caramel
3. Masukkan tomat dan saute sampai lunak setelah semua
bahan dicampur dan agak lunak pindahkan ke insert kecil lalu dinginkan
4. Setelah agak dingin blender tapi jangan sampai
terlalu halus
5. Setelah diblender saute kembali dan tambahkan lime
dan garam
Demikianlah proses pembuatan sambal
tomat yang telah saya lakukan ketika praktek. Dan jangan lupa ketika saute yang
terakhir gunakan api kecil agar minyaknya keluar.
Selesai kelompok kami membuat makanan
kamipun melakukan gc. Kamipun pulang setelah melakukan oneline dan berdoa
menurut agama dan keyakinan masing-masing.
Naahhhhhh teman-teman demikianlah
proses atau pengalaman saya yang terjadi pada hari ini. Semoga apa yang saya
ceritakan dapat menjadi pengalaman kalian didepannya kelak. Memasak adalah
pekerjaan yabg simple, tetapi apabila kalian tidak konsisten dalam menjalaninya
itu akan menjadi hal yang susah. Ok
teman-teman terima kasih banyak. Sampai
jumpa di hari esok
English Version
Hello guys meet me again with me the next master chef. Okay
today I tell a story about my experiences that happened on campus, but before telling my
experience let us say thanks to Allah SWT because with his grace we can regroup
to carry out practice on campus this morning. Alright then, let's begin my
experience today.
As usual I arrived at the campus at
07.30, you could say this was the first day go to campus, so i still need
adaptation. The waiting time finally arrived we in at 08.30. Before starting
the practice Mr. Ical explained about how to fill in the blog and also what
tasks I must do to fill the blog. After explaining this we also began to practice.
Today we will practice 'Buffet'. but
before going any further it would be nice if we find out what is 'Buffet'
'Buffet' (usually pronoun a 'ba-fei')
is indeed derived from French which originally means 'furniture like cupboard
which consists of several shelves and is usually used to display dishes etc.'.
this term is also absorbed in our language, referring to a similar cupboard as
'sideboard'. The french people start the style served a variety of dishes on
plates on the sideboard cabinet shelves. in the US this practical food service
system became popular in the mid-19th century and because of the adoption of
French terms the term used is buffet.
in the Dutch East Indies, especially
in Batavia there are three kinds of names for the French namely 'prasman' (from
Dutch fransman), 'french' (from the word Français) and 'didong' (from the
French dis donc meaning tell me = kasi Tofu). because our tongue is difficult
to articulate this buffet, the style of serving self-service food is also named
'eating physically' and then becoming 'eating buffet'.
History of Buffet in Indonesia
in regions out Java, especially in
South Sumatra, this style of serving food is called 'french food'. Even in
Palembang wedding invitations are still often written 'French style reception'.
people who do not understand the background of this designation will usually
laugh with amusement reading this 'French-style reception'.
Why is this French dish called on
invitation cards? because there is another dish system called 'table service'
or 'chia tuk' in Chinese. With this system the invitation sits around a round
table and the dish will be delivered by the waiter (waiter) in sequence. by
specifying whether at the reception the guest will 'eat french' or 'eat chia
tuk', the invitees are given a 'password'. The password is how much angpao will
be given. Expected the angpao greater than 'eat this chia tuk'.
the name 'physical' or 'didong' in
the past in our country is quite commonly used by the general public, because
not a lot of French
people who served in the archipelago collaborated with the Dutch colonizers in
accordance with the political arena in the European region at that time. who
would have thought the term 'buffet' turned out to be from the Dutch word
'fransman' alias 'French'. Naahhh how ?? Now you understand what is a 'buffet'.
Now let's move on to the next thing.
on this day our group got a part to
make an appetizer that is peco doang and jalangkote plus crackers, pickles, and
sambal. As for my part, it is tomato sauce
Now I will explain the process of making tomato sauce.
The first step is to prepare the ingredients, namely:
1. 200 ml vegetable oil
2. 500 gr shallots, peeled and sliced
3. 320 gr garlic, peeled and sliced
4. 350 gr of red chili seeded and slice
5. 75 grams of chili left whole
6. 50 grams of palm sugar chopped
7. 1.5 tbsp shrimp paste roasted
8. 2250 tomatoes peeled and seeded
9. 1 tbsp lime juice
10. to taste salt
Ok, after we prepare the ingredients, we are now going
to the work process
1. Heat the oil until hot then add the onion and saute
white sauce until golden
2. After that add the chillies and saute until slightly soft then
add brown sugar and shrimp paste saute until sugar caramelises
3. Add the tomatoes and saute until tomatoes are soft. After all ingredients
are mixed and rather soft, move to a small insert and then cool
4. After a litle bit cool, blender the ingredient
but not too
smooth
5. After blending saute again and add lime and salt
That is the process of making tomato
sauce that I have done during practice. And don't forget when the last saute
use low heat so that the oil comes out.
after our group made our food, we did
gc. We also went home after doing online and praying according to our religion
and our belief.
Naahhhhhh friends, this is my process
or experience that is happening today. I hope what I say can be your experience
in the future. Cooking is a simple job, but if you are not consistent in doing
it it will be difficult. Ok, friends, thank you very much. See you tomorrow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar